Ada Darah di Tangan Anda; Senator kepada Mark Zuckerberg karena Gagal Melindungi Anak-Anak di Dunia Online

- 2 Februari 2024, 20:35 WIB
CEO Meta Mark Zuckerberg berdiri menghadap hadirin saat dia memberikan kesaksian pada sidang Komite Kehakiman Senat mengenai eksploitasi seksual anak online di US Capitol, di Washington,...
CEO Meta Mark Zuckerberg berdiri menghadap hadirin saat dia memberikan kesaksian pada sidang Komite Kehakiman Senat mengenai eksploitasi seksual anak online di US Capitol, di Washington,... /Reuters/

RESPONSULTENG - CEO teknologi terkemuka dihadapkan pada para legislator di Washington yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut gagal melindungi anak-anak dari pelecehan seksual dan eksploitasi di situs web mereka.

Para eksekutif tersebut termasuk Mark Zuckerberg, CEO Meta yang memiliki Facebook dan Instagram, Linda Yaccarino dari X, dan Shou Zi Chew dari TikTok, antara lain.

Aplikasi media sosial telah memberikan "alat baru yang kuat kepada predator untuk mengeksploitasi anak-anak," kata Sen. Dick Durbin, D-Ill., pada pembukaan sidang Komite Yudisial Senat pada hari Rabu. Dia mencatat bahwa aplikasi yang kuat tersebut "telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan bermain."

Baca Juga: Mengapa Mark Zuckerberg Meminta Maaf di Senat AS?

Sidang ini adalah salah satu dari beberapa yang telah dilakukan selama setahun terakhir karena tekanan untuk memaksa regulator federal melakukan lebih banyak lagi untuk menegakkan keselamatan anak-anak di dunia online. Para legislator telah berbicara, menulis surat kepada CEO, dan mendorong lima rancangan undang-undang terpisah yang mencakup media sosial dan keselamatan anak-anak.

Negara-negara bagian juga telah mengincar perusahaan-perusahaan media sosial tersebut. Tahun lalu, 13 negara bagian mengesahkan undang-undang untuk melindungi anak-anak di media sosial, dan diperkirakan lebih banyak negara bagian akan melakukannya.

"Ada Darah di Tangan Anda," kata Sen. Lindsey Graham kepada Zuckerberg Dari perusahaan yang memberikan kesaksian pada hari Rabu, Meta, terutama, menjadi sasaran kritik karena diduga menciptakan lingkungan beracun bagi anak-anak. Pada Oktober, lebih dari 40 negara bagian menggugat perusahaan tersebut dengan tuduhan merancang Facebook dan Instagram agar adiktif.

Baca Juga: Ahli Hukum Tegaskan Pemakzulan Presiden Jokowi Hanya Melalui DPR, TIDAK BOLEH SEMBARANGAN

Secara terpisah, Jaksa Agung New Mexico mengajukan gugatan terhadap Meta, dengan tuduhan gagal menghapus materi pelecehan seksual anak dari platformnya dan juga memudahkan orang dewasa untuk meminta anak-anak.

Halaman:

Editor: Syalzhabillah

Sumber: www.ndtv.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x