Network
RESPONSULTENG - Indonesia membantah laporan yang diterbitkan oleh sebuah surat kabar Israel yang menyatakan bahwa republik tersebut berencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian dari upayanya untuk bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri sekaligus penasihat khusus Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, kemarin membenarkan, pemerintah Indonesia tidak berencana menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Indonesia, kata dia, tetap teguh mendukung kemerdekaan rakyat Palestina dalam kerangka solusi dua negara.
Baca Juga: Indonesia Tidak Membenarkan Klaim Normalisasi Hubungan dengan Israel untuk Keanggotaan OECD
Terkait isu pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel, saya tegaskan saat ini belum ada rencana menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, apalagi di tengah kekejaman Israel di Gaza saat ini, kata Lalu seperti dikutip portal berita Indonesia, Tempo.co.
Surat kabar harian Israel Yedioth Ahronoth, melalui outlet online-nya Ynet, melaporkan bahwa Indonesia akan menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai imbalan atas persetujuan Yerusalem atas permintaan republik tersebut untuk bergabung dengan OECD.
Laporan yang mengutip sumber tersebut mengatakan hal ini terjadi setelah tiga bulan 'negosiasi rahasia' antara Indonesia, Israel, dan OECD.
Laporan tersebut, yang kemudian diangkat oleh media lain, mengklaim bahwa Indonesia ingin memulai proses bergabung dengan OECD, yang memerlukan konsensus dan pembentukan hubungan diplomatik dengan 38 negara anggota forum global tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Indonesia menampik spekulasi yang menyatakan bahwa republik ini mempunyai rencana untuk menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
