RESPONSULTENG - Dalamnya sumur dapat diukur, dalamnya hati hanya bisa dirasa. Rasa inilah yang dibangun oleh keluarga besar Rutan Kelas II A Palu di bawah kepemimpinan Yansen, Amd.IP dalam melayani Warga Binaan.
Berangkat dari hakikat Hak Asasi setiap orang, maka warga binaan dalam semua sisi, diperlakukan dengan prinsip keseimbangan. Mereka punya hak dan punya juga kewajiban.
Itupun yang melekat pada jajaran Rutan Kelas II A Palu, Kakanwil Kehakiman dan HAM Sulteng di bawah kepemimpinan Hermsyah Siregar, SH., MH., Dirjen Pemasyarakatan Irjen Pol. Drs. Reynhard SP Silitonga, SH., MSi., dan Menteri Kehakiman dan HAM RI Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D.
Baca Juga: Menjemput Berkah Ramadhan, Rutan Palu Bagi Takjil Gratis kepada Masyarakat
Hati adalah sumber energi dalam layanan. Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang membutuhkan layanan kesehatan, Rutan Kelas II A Palu senantiasa mengedepankan sesuai kebutuhan mereka. Kesehatan adalah kebutuhan dasar WBP dan juga menjadi hak warga binaan serta menjadi kewajiban bagi jajaran keluarga besar Rutan Kekas II A Palu.
Kesehatan tentu tidak sebatas kesehatan fisik tapi juga menjaga kesehatan rohaniah. Inilah mengapa, kegiatan-kegiatan keagamaan mendapat perhatian, seperti halnya perayaan paskah bagi warga binaan yang beragama Kristen. Dan bagi ummat muslim dieratkan kesehatan kalbunya dalam buka puasa bersama dan berbagi takjil bagi masyarakat sekitar.
Hati yang tenang akan membawa warga binaan menjadi kokoh dalam menghadapi cobaan hidup yang sedang dialaminya. Kedekatan keluarga adalah sumber kekuatan bagi mereka.
Baca Juga: Pelayanan Kesehatan Bagi WBP Rutin Dilakukan Tim Medis Rutan Palu
Atas pandangan itu, maka mereka, yang karena jarak tak mungkin bisa bersua, Rutan Kelas II A Palu menyediakan fasilitas bagi warga binaan. "RINDU SAPA KELUARGA", mereka dapat mengunjungi Geray Telekomunikasi Rutan Kelas II A Palu.