RESPONSULTENG - Penyakit cacar monyet belakangan ini menjadi perbincangan publik, karena masuk ke dalam status global penyakit yang dapat menular.
Sementara itu, organisasi kesehatan dunia atau WHO telah melakukan pembahasan terkait penggantian nama penyakit cacar monyet.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa nama penyakit tersebut bisa menghina atau tergolong rasis.
Badan kesehatan PBB menjelaskan bahwa pihaknya telah mengganti nama dua keluarga atau clades dari virus dengan menggunakan angka Romawi alih-alih wilayah geografis dengan tujuan menghindari stigmatisasi pada Jum'at 12 Agustus 2022.
Baca Juga: MU Tenggelam Ke Dasar Klasemen Untuk Pertama Kalinya Dalam 30 Tahun
Sebelumnya, penyakit dikenal sebagai Cekungan Kongo dan sekarang akan dikenal dengan Clade Satu dan Clade Afrika Barat atau Clade dua.
Keputusan tersebut ditetapkan setelah melakukan pertemuan dengan para ilmuan pada pekan ini serta dengan praktik terbaik untuk menamakan penyakit dan sepakat mengganti nama penyakit cacar monyet.
Tujuan dari penggantian nama penyakit cacar monyet agar menghindari hal-hal yang menyebabkan pelanggaran terhadap kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis.
Selain itu m, meminimalisir dampak negatif dari peradangan, perjalanan, pariwisata atau kesejahteraan hewan.