Manajemen Lingkungan Kerja dan Darurat Bencana, Mengapa Penting Dilakukan?

18 Juli 2022, 06:58 WIB
International Conference FKM Untad /Muhammad Basir-Cyio/

RESPONSULTENG - Di wilayah atau lingkungan kerja, selain terdapat berbagai peralatan, juga ribuan bahan kimia sintetikyang turut digunakan dalam suatu aktivitas. 

Beberapa dari senyawa ini dimaksudkan untuk meningkatkankeselamatan dan kesehatan manusia, sementara yang lain memungkinkan intervensi medis, dan yang lainnya memberikan kemudahan bagi aktivitas manusia.

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako, telah menunjukkan kepedulian melalui pendekatan akademik dengan menggelar International Conference, Minggu, 17 Juli 2022.

Baca Juga: Ternyata Ada, Viral Pengemudi Ojek Online Antar Makanan ke Orang yang Beda Alam : Begini Kisahnya

Menurut Dekan FKM, Prof Dr Nurdin Rahman, M.Si., M,Kes, kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan keberadaan Fakultas Kesehatan Masyarakat Untad dalam upaya untuk memenuhi visi FKM menjadi Fakultas Berstandar Internasional dalam Pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Gizi Berwawasan Bencana.

Selain itu, kata Prof Nurdin, International Conference juga dimaksudkan untuk memperluas kerjasama internasional, dan juga untuk memberikan informasi kepada siswa dan audiens yang berpikiran sama tentang manajemen darurat bencana dan siaga dalam menjamin ketahanan pangan dan gizi untuk mencegah kekurangan gizi termasuk stunting.

MEMBAHAS ISU GLOBAL

Apa yang dibahasa dalam Internasional Conference Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako yang memiliki dua Prodi (Kesmas dan Gizi), juga menjadi isu global yang terus menjadi perhatian dunia.

Baca Juga: Cara Menjalani Gaya Hidup yang Lebih Sehat, Simak Kebiasaan yang Berbahaya

Dihimpun dari berbagai sumber, termasuk dari hasil Riset Klara Matouskova and Laura N. Vandenberg, Department of Environmental Health Sciences, School of Public Health and Health Sciences, University of Massachusetts, Amerika Serikat, menjelaskan bahwa baik atau buruk, kemajuan teknologi dan penggunaan bahan kimia di abad terakhir, telah meningkatkandan memudahkan kesejahteraan individu dan masyarakat.

Namun, kemajuan ini tidak datang tanpa biaya besar dalam hal pengelolaan lingkungan, dan agak paradoks dengan konsekuensi yang tidak diinginkan, sebagai dampak dari suatu aktivitas atastindakan yang berkaitan dengan kesehatan manusia.

Sebut saja misalnya, ftalat, yang ditambahkan ke pipa fleksibel (fitur penting dari peralatan medis), sangat mengganggu dan mengancam reproduksi pria, tulis tim peneliti tersebut.

Akan tetapi, konflik antara manfaat keselamatan ataul kenyamanan versus biaya tak terduga bagi kesehatan manusia, hanyalah salah satu dari banyak segi kontroversial dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bahan kimia kaitannya dengan lingkungan.

Pengambilan keputusan kesehatan lingkungan juga meluas keidentifikasi solusi yang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan, melakukan tindakan pencegahan dan mencegah "ancaman yang dinilai masuk akal”, urai lebih lanjut dalam tulisan tersebut.

Baca Juga: Gus Yaqut Minta Pembimbing Haji Tahun Depan Lebih Sigap 

Mengatasi dampak yang tidak proporsional dari beban lingkungan pada masyarakat, dan mempertimbangkan hak-hak individu, perlu terus menjadi bagian dalam manajemen lingkungan.

Kewajiban ini termasuk hak individu untuk mengetahui (atau tidak mengetahui) tentang paparan kondisi lingkungan kerja setiap orang. Di sini, dibutuhkan prinsip kesehatan lingkungan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan kesehatan lingkungan terhadap bahan kimia yang dapat berdampak pada lingkungan.

Dalam kaitan relevansi itulah, maka mendiskusikan perihal lingkungan dan kesehatan lingkungan kerja, menjadi bagian topik yang didiskusikan saat berlangsung International Conference  sebagai rangkaian Dies Natalis ke-5 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako, khsususnya “Manajemen Darurat Bencana Dan Siaga Dalam Menjamin Ketahanan Pangan Dan Gizi Untuk Mencegah Kekurangan Gizi Termasuk Stunting”.

Baca Juga: INFO COVID-19 :Protokol Kesehatan Ditegakkan Lagi! Kasus Covid di Indonesia Melonjak Tajam Hingga 3 Ribu Lebih 

Dalam konferensi tersebut, selain Dekan FKM Untad, Prof Dr Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes bertindak sebagai key note speaker, juga menghadirkan Assoc.Prof. Kraichat Tanttakarnapa, Ph.D., dari Mahidol University, Bangkok, Thailand, dengan moderator Linda Ayu Rizka Putri, SKM., M.Sc.

Kegiatan International Conference ini, adalah rangkaian puncak peringatan Dies Natalis ke-5 FKM Untad yang dimulai dariJalan Santai, pada Jumat 15 Juli 2022.

Hadir dalam kegiatan internasional tersebut adalah Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr Muhammad Ryman Napirah, SKM., M.Kes; Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, RasyikaNur Fadjriah, SKM., M.Kes, dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Herman Kurniawan SKM., M.Med, serta sebagian besar Dosen FKM baik dari Prodi Kesmas maupun dari Prodi Gizi. 

Tema besar yang diangkat dalam konferensi kali ini adalah The Role of Environmental Health on Emergency  and Disaster Management yang dihadiri pula sejumlah dosen Universitas Tadulako, Mahasiswa dan praktisi kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Kalau Bayi Batuk, Simak Penjelasannya

Di samping itu, Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP), Prof.  Ir. Burhanuddin Sundu, M.Agr. Ph.D, serta Dekan Fakultas Teknik, Dr Ir. Andi Rusdin, M.Sc. IPU. ASEAN Eng, juga turut hadir, termasuk sejumlah perwakilan, baik dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu, Dinas Pangan Provinsi Sulteng, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Provinsi dan Kota), serta Dinas Pendidikan, bahkan dari Poltekes Kemenkes Palu.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Tags

Terkini

Terpopuler