Mendapatkan Istri Pemarah dan Judes, Itu Bentuk Ujian Dari Allah SWT

- 17 September 2022, 20:41 WIB
Gus Baha /
Gus Baha / /Gus Baha //

RESPONSULTENG - Gus Baha, ulama Nadhlatul Ulama aktif mengisi ceramah di berbagai tempat.

Ceramah Gus Baha banyak diunggah di kanal-kanal YouTube. Ditonton dalam jumlah yang tidak sedikit.

Bahasa yang komunikatif membuat ceramah Gus Baha mudah dipahami.

Topik yang disajikan juga adalah topik keseharian. Lekat dengan kondisi dan bahasan di tengah masyarakat.

Termasuk saat ulama asal Rembang itu menjelaskan mengenai tingkatan wali.

Pria yang mempunyai istri dengan sifat tertentu, ujar Gus Baha, harus bersyukur. Itu dapat mengantarkannya menjadi wali dengan tingkatan yang tinggi.

Dengan tingkatan tinggi yang dimiliki, seorang pria yang memiliki istri dimaksud harus ikhlas.

Baca Juga: Kemenag Perkuat Layanan, Ini Jumlah Katering Jemaah Haji

Untuk itu, keikhlasan perlu dimiliki dan ditunjukkan oleh seorang lelaki.

Dalam ceramahnya, santri dari Kiai Maimun Zubair itu mengatakan pria yang ikhlas dan sabar dapat digolongkan sebagai wali.

Terkait sabar, Gus Baha menguraikan tiga tingkatan kesabaran.

Tingkatan sabar pertama adalah tidak mengeluh dengan keadaan. Karakter ini, ujar Gus Baha dimiliki oleh para tabiin.

Tabiin adalah angkatan sesudah sahabat nabi. Namun tabiin tidak pernah bertemu dengan nabi semasa hidupnya, ujar Gus Baha.

Baca Juga: Dipadati Peziarah, Makam Eril Diberi Pita Pembatas

Tingkatan berikutnya adalah menerima segala hal yang menjadi ketentuan atau keputusan Allah SWT.

Tingkatan ini, kata Gus Baha merupakan tingkatan bagi orang zuhud.

Lalu, tingkatan terakhir yaitu berbahagia meskipun semua masalah datang silih berganti.

Kebahagiaan itu datang dari hati karena sadar bahwa masalah yang datang merupakan ujian dari Allah SWT.

Ujian itu adalah bentuk kasih sayang karena Allah SWT masih memperhatikan hambanya.

Baca Juga: Anies Baswedan Tanggapi Dirinya Direkomendasikan NasDem sebagai Capres

Jika mendapatkan masalah, kata Gus Baha, harus tahu asal hadirnya masalah itu. Ikhlas menerima, dan malu jika protes atas ujian yang hadir.

Entah itu kemiskinan, ketidakjelasan, maupun kemalangan. Semuanya datang dari Allah SWT.

Jika diberi ujian, manusia harus ikhlas dan menerima dengan hati yang lapang.

Bahkan, jika sabar seseorang ada tingkat tertinggi, dia akan menghadapi masalah dengan semua ketidaknyamanan yang ada.

Kiai yang kini berusia 51 tahun itu menuturkan menerima qadha dan qadar Allah adalah manifestasi ibadah tertinggi.

Baca Juga: Memenya Kembali Beredar, Presiden Tak Tanggapi, Kemenag Berikan Respon

Manusia akan sadar semua yang terjadi adalah ketetapan dan ketentuan Allah Sang Pemilik Alam Semesta.

Demikian juga, jika seorang pria mendapatkan istri yang pemarah dan judes. Itu juga adalah bentuk ujian dari Allah SWT.

Pria yang diberikan ujian itu mesti sabar dan ikhlas. Harus ingat kepada pemberi ujian itu.

Juga harus ingat Allah tidak menguji hambanya di luar kesanggupannya, dalam Al Baqarah ayat 286.

Pria itu harus memaklumi ada ketetapan dan ketentuan Allah. Maka pria harus memaklumi jika mendapatkan istri yang pemarah dan judes itu.

Jika pria yang mendapatkan istri pemarah dan judes itu bisa menerima dengan ikhlas, sabar, dan penuh tawakal, kata Gus Baha, pria ini statusnya dapat disamakan dengan wali pada tingkatan tertinggi.

Wallahualam.***

Editor: Taqyuddin Bakri

Sumber: YouTube Santri Gayeng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x