Lihat Bagaimana Pengaruh Besar Perubahan Iklim Terhadap Peningkatan Kasus Kanker Kulit

- 20 September 2022, 06:00 WIB
Wajib Tahu, Ini 5 Tanda Kanker Kulit yang Sering di Abaikan
Wajib Tahu, Ini 5 Tanda Kanker Kulit yang Sering di Abaikan /pixels/Ron Lach/

RESPONSULTENG - Pikirkan ozon sebagai SPF Bumi. Saat menipis atau menghilang, semakin banyak radiasi UV yang bocor.

Penelitian 2011 yang lebih lama memperkirakan bahwa pengurangan hanya 1 persen pada ketebalan lapisan ozon meningkatkan kejadian karsinoma sel skuamosa sebesar 3 hingga 4,6 persen, karsinoma sel basal sebesar 1,7 hingga 2,7 persen, dan melanoma sebesar 1 hingga 2 persen.

Sudah menjadi kanker paling umum di AS menurut penelitian 2016, tingkat kanker kulit terus meningkat di seluruh dunia.

Baca Juga: Manfaat Air Putih, Salah Satunya bagi Pencernaan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 2-3 juta kanker kulit non-melanoma dan 132.000 kanker kulit melanoma terjadi setiap tahun di seluruh dunia.

Badan Perlindungan Lingkungan atau The Environmental Protection Agency (EPA) mencatat bahwa beberapa zat berbeda mempengaruhi penipisan ozon, seperti:

  • klorofluorokarbon (CFC)
  • halon yang mengandung bromin dan metil bromida
  • hidroklorofluorokarbon (HCFC)
  • karbon tetraklorida (CCI4)
  • metil kloroform

Zat-zat ini sering ditemukan dalam aerosol, produk busa, lemari es, AC, dan pelarut pembersih.

Baca Juga: Konsumsi 4 Macam Makanan Ini, Dapat Tingkatkan Kesuburan

Radiasi UV bukan satu-satunya penyebab kanker kulit yang terkait dengan perubahan iklim. Polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil juga dapat meningkatkan tingkat kanker kulit.

Ketika bahan bakar fosil terbakar, karbon dioksida dan polutan lain seperti hidrokarbon poliaromatik terlepas ke udara.

Menurut ulasan tahun 2021, nanopartikel ini, juga dikenal sebagai PM2.5, menembus epidermis dan dapat melewati kulit melalui folikel dan kelenjar.

Paparan emisi lalu lintas menunjukkan peningkatan 20 persen pada lesi wajah berpigmen.

Baca Juga: Cara Sederhana Atasi Bisul

Sebagian besar PM2.5 terdiri dari karbon hitam, yang dikenal sebagai karsinogen. Karsinogenisitas partikel ini meningkat ketika membentuk aerosol dengan logam beracun dan hidrokarbon aromatik polisiklik.***

Studi yang sama menemukan bukti yang terdokumentasi dengan baik bahwa polusi udara memperburuk kondisi peradangan kulit, terutama dermatitis atopik, yang mungkin memerlukan peningkatan penggunaan obat imunosupresan.

Dermatitis atopik dan obat imunopresan dapat meningkatkan risiko kanker kulit.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: www.healthline.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah