Covid-19 Dapat Meningkatkan Resiko Demensia, Psikosis, Dan Gangguan Neurologis Lainnya

- 24 Agustus 2022, 18:52 WIB
Menkes memprediksi akan ada lonjakan kasus Covid-19 pada awal 2023 akibat adanya mutasi virus dan varian baru
Menkes memprediksi akan ada lonjakan kasus Covid-19 pada awal 2023 akibat adanya mutasi virus dan varian baru /Muhammad Faiz/

RESPONSULTENG - Covid-19 lebih mungkin daripada infeksi pernapasan lainnya untuk menyebabkan kondisi seperti psikosis, demensia, kabut otak, dan kejang hingga dua tahun setelah kontraksi, sebuah penelitian terhadap lebih dari 1,25 juta orang telah menemukan.

Penelitian juga menemukan ada peningkatan risiko kecemasan dan depresi pada orang dewasa, tetapi ini mereda dalam waktu dua bulan setelah infeksi.

Untuk anak-anak yang terinfeksi Covid-19, penelitian menunjukkan bahwa mereka lebih rentan terhadap beberapa kondisi seperti kejang dan gangguan psikotik, meskipun kemungkinan sebagian besar diagnosis setelah infeksi lebih rendah dari pada pada orang dewasa.

Baca Juga: Bruno Fernandes Mengaku Tahu Rencana Masa Depan Cristiano Ronaldo

Varian Covid-19 juga dinilai, dan varian Delta dikaitkan dengan lebih banyak gangguan dari pada varian Alpha sebelumnya. Risiko neurologis dan psikiatris Omicron mirip dengan risiko Delta.

Penelitian ini melibatkan 185.748 anak-anak berusia di bawah 18 tahun, 856.588 orang dewasa antara 18 dan 64 tahun, dan 242.101 orang dewasa di atas 65 tahun.

Mereka dicocokkan dengan jumlah pasien yang sama dengan infeksi pernapasan lain untuk bertindak sebagai kelompok kontrol.

Catatan dari pasien Covid-19 yang terinfeksi selama gelombang pandemi yang berbeda dibandingkan untuk menyelidiki perbedaan dampak varian Alpha, Delta, dan Omicron pada risiko diagnosis neurologis dan psikiatri.

Baca Juga: Hukum Berdoa Dalam Hati

Halaman:

Editor: Syalzhabillah

Sumber: Oxford Academic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah