RESPONSULTENG - Sindrom Turner merupakan kelainan genetik yang terjadi pada wanita sehingga menyebabkan orang yang menderita sindrom ini bertubuh pendek dan mengalami gangguan kesuburan.
Kelainan ini terjadi karena hilangnya sebagian atau keseluruhan kromosom X pada perempuan, sementara itu penyebab pastinya belum diketahui.
Dilansir pada alodokter.com, gejala sindrom Turner ditandai dengan kau pertumbuhan yang lambat pada anak perempuan saat berusia tiga tahun.
Baca Juga: Emblem Dalam MV SNSD Disebut Plagiarisme, PD MV 'Forever 1' Ungkap Permintaan Maaf
Karena hal tersebut, maka tinggi badan bagi penderita sindrom Turner akan lebih pendek daripada teman wanita sebayanya.
Selain itu, penderita sindrom Turner juga akan lambat mengalami menstruasi pertama karena kurangnya hormon seksual.
Kondisi ini dapat menyebabkan penderita sindrom Turner sulit memiliki anak apabila tidak ditangani dengan cepat.
Sementara itu, belum ada obat atau prosedur medis yang dapat menyembuhkan sindrom Turner, tetapi terdapat sejumlah terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala dari yang dialami penderita.
Baca Juga: Max Verstappen Lebih Suka Melawan Charles Leclerc dari pada Lewis Hamilton Pada Balapan F1
Terapi tersebut dinamakan terapi hormon, salah satu jenis hormon yang dapat diberikan adalah hormon pertumbuhan.
Sementara itu, sindrom Turner adalah kondisi yang tidak dapat dicegah. Kondisi ini terjadi akibat kesalahan acak yang menyebabkan hilangnya kromosom X dalam sperma atau sel telur orang tua.
Meski demikian, berbagai metode pengobatan telah tersedia guna mengurangi gejala yang ditimbulkan akibat sindrom Turner.
Dari sindrom Turner ini bisa menyebabkan berbagai kondisi medis seperti gangguan pada penglihatan, pendengaran dan mental.
Baca Juga: Perkiraan Cuaca Esok Hari 16 Agustus 2022 Untuk Sulawesi Berdasarkan Laporan BMKG
Dengan demikian, perlu segera diatasi apabila terdapat tanda dari gejala sindrom Turner ini.***