Mahasiswa Asal Myanmar Tidak Berani Kembali ke Negaranya, Ini Permohonan Mereka ke Pemerintah Australia

- 15 Juni 2022, 18:08 WIB
Mahasiswa Myanmar yang sedang berada di Australia
Mahasiswa Myanmar yang sedang berada di Australia /Muhammad Basir-Cyio/ABC News/Jarrod Fankhauser

RESPONSULTENG – Nyawa akan menjadi taruhannya jika mahasiswa Myanmar yang saat ini kuliah di Australia kembali ke negaranya.

Mereka memohon dengan sangat ke Pemerintah Australia agar tetap dapat diizinkan tinggal hingga kondisi negaranya sudah aman.

Pasca kudeta militer, negara Myanmar mencekam sebab militer melalukan pembantaian di mana-mana.

Wartawan ABC News, Jarrod Fankhauser melaporkan, jika mahasiswa tersebut dikembalikan ke negaranya, maka nyawanya akan terancam atas kekejaman militer.

Baca Juga: Berstatus Bebas Transfer, Rumor Kepindahan Egy Maulana Vikri ke Persija Bisa Jadi Nyata

Ketika Rose, nama samaran, pertama kali datang ke Australia untuk belajar, dia tidak sabar untuk membawa kembali pengetahuan barunya ke negara asalnya di Asia Tenggara.

Terdapat sekitar 30 siswa Australia Awards dari Myanmar yang saat ini terjebak. Beasiswa mengharuskan mereka untuk kembali ke negaranya, tetapi para akademisi mengatakan itu tidak aman.

Mereka meminta pemerintah untuk memberikan visa kemanusiaan dan membebaskan biaya.

"Saya sangat bersemangat untuk kembali ke rumah. Saya selalu ingin bekerja untuk Myanmar," katanya. Dia berharap untuk memberikan kembali kepada komunitasnya melalui pekerjaan hak asasi manusia LSM.

Baca Juga: Gantikan M Lutfi, Zulkifli Hasan Akui Diberikan Tugas Khusus

Namun sayang, sebab mimpi indah mereka harus dikubur dalam-dalam sebab penguasa militer Myanmar menjadi ancaman masa depan dan juga nyawa mereka.

Dia mengatakan, orang tuanya bersembunyi di hutan untuk menghindari serangan junta di desanya, dan mereka sekarang mengungsi.

"Beberapa teman saya ditangkap ... Saya bahkan tidak tahu apakah mereka masih hidup atau mati," kata Rose salah seorang dari 30 penerima beasiswa Australia Awards dari Myanmar yang saat ini terdampar di Australia.

Syarat skema pemerintah adalah bahwa "semua penerima beasiswa harus pulang ke negaranya setelah menyelesaikan studi mereka sehingga mereka dapat berkontribusi untuk pembangunan di negara mereka,".

Baca Juga: Resmi! Presiden Joko Widodo Lantik Dua Menteri dan Tiga Wakil Menteri

Dalam sebuah surat yang akan dikirimkan kepada Menteri Dalam Negeri baru Clare O'Neil, para akademisi telah meminta pemerintah untuk memberikan visa perlindungan kemanusiaan kepada para siswa dan mengabaikan kewajiban untuk membayar kembali biaya beasiswa.

Nick Cheesman, direktur Pusat Penelitian Myanmar di Universitas Nasional Australia, mengatakan bahwa mereka adalah "mahasiswa yang sangat berbakat yang memiliki banyak kontribusi untuk Australia, dan untuk Myanmar yang demokratis di masa depan,".

“Jika para siswa ini dapat kembali ke Myanmar dengan selamat, uang yang telah dikeluarkan oleh pembayar pajak Australia untuk pendidikan mereka akan terbuang sia-sia," katanya.

Baca Juga: Palu Kirim Sebanyak 262 Ekor Sapi ke Samarinda

"Pekerjaan yang akan mereka miliki, dan peluang untuk berkontribusi bagi perbaikan masyarakat mereka sebagian besar hilang. Sampai militer digulingkan, mereka tidak akan kembali karena ancaman keselamatan jiwanya.

Dipaksa untuk kembali ke Myanmar yang dilanda konflik akan menjadi risiko bagi siswa, katanya, banyak dari mereka telah berbicara blak-blakan di Australia.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x