Penjara Menanti, Dosen Ilmu Hukum Dipecat, Ini Penyebabnya

- 13 Juni 2022, 18:23 WIB
Roman Melnichenko
Roman Melnichenko /Muhammad Basir-Cyio/WorldAgence France-Presse/NDTV.Com


RESPONSULTENG
Melawan penguasa, itu sama dengan bunuh diri. Itu istilah yang sering orang sampaikan jika hidup di negara yang demokrasinya masih sebatas slogan.

Perjuangan seorang warga negara, tidak terkecuali yang berprofesi sebagai dosen, adalah bentuk kepedulian bagi sebangsanya melihat penguasa melakukan serangan militer ke negara lain. Ini pula yang ditunjukkan seorang Dosen Bidang Ilmu Hukum di Rusia yang kini bernasib sial.

Pasalnya, kebijakan negaranya dalam melalukan invasi kepada negara tetangga, Ukraina, tidak didukung. Bahkan ditentang dengan pertimbangan kemanusiaan. Pemikiran ini banyak dibenarkan oleh warga negara lain, tetapi tidak dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, beserta seluruh tentaranya.

Baca Juga: Janji Jiwa: Salah Satu Tempat Belajar yang Nyaman

Sebagai dosen yang mengabdikan diri di dunia pendidikan tinggi, pendekatan yang digunakan adalah rasionalitas. Sedangkan penguasa dan militer adalah kekuatan dan kemenanganPerbedaan cara pandang tersebut, menyebabkan dosen Ilmu Hukum itu kini jadi rakyat biasa.

Adalah Roman Melnichenko (49), harus kehilangan profesi setelah mengabdi lebih dari 20 tahun, tepatnya 25 tahun sebuah perguruan tinggi bergengsi di Rusia.

Sayang seribu sayang, Roman Melnichenko adalah Warga Negara Rusia yang dinilai oleh penguasa dan milter sebagai sosok yang membahayakan sehingga harus berhadapan dengan tuntutan hukum.

Penentangannya terhadap penguasa militer, terdeteksi dari sejumlah unggahan di media sosial. Isi unggahannya termasuk nekad sebab mengecam pemerintah dan militer. Sebagai dosen, Roman dinilai melakukan penghianatan negara, kata juru bicara Militer Rusia.

Roman juga dinilai tidak mengindahkan larangan baru penguasa yang tidak memperbolehkan menyiarkan apapun yang terkait dengan peperangan antara Rusia dengan Ukraina.

Baca Juga: Penuh Haru, Ridwan Kamil Kembali Rapalkan Doa kepada Eril

Halaman:

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah