Masa Depan Anak Hancur karena Terlibat sebagai Tenaga Kerja

- 13 Juni 2022, 07:22 WIB
Ilustrasi anak
Ilustrasi anak /Muhammad Basir-Cyio/Instagram.com/@iloinfo

RESPONSULTENG – Penentangan terhadap upaya mempekerjakan anak dicetuskan pada 12 Juni. Hal ini dilatari adanya trend data yang meningkat di mana anak sebagai tenaga kerja.

Baca Juga: Doa Terbaik dari Ganjar Pranowo dalam Takziah Eril, Ini Kesan Mendalam yang Dirasakan Gubernur Jateng

Bertolak dari kondisi itulah, PBB menetapkan 12 Juni sebagai hari Dunia Menentang Pekerja Anak.

Dari total anak berusia di atas 5 tahun, terdapat sekitar 10 persen di antaranya menjadi pekerja anak di sejumlah sektor, atau tidak kurang dari 160 jutaan anak.

Bagi negara berkembang seperti Asia dan Afrika, sektor yang banyak menyerap tenaga kerja anak adalah pertanian dengan persentasi 70 persen dari total pekerja anak.

Kisaran usia pekerja anak berada antara 5 sampai 17 tahun, usia yang mestinya digunakan untuk bermain dan juga menempuh Pendidikan agar masa depan mereka tidak hancur.

Namun kenyataannya, ratusan juta di antaranya justru masuk pada kelompok pekerja anak yang sangat ditentang oleh PBB.

Baca Juga: Antrian Solar di SPBU Dewi Sartika Mengular Hingga ke Jalan Karanjalemba

Desakan ekonomi keluarga di negara berkembang adalah faktor utama mengapa anak-anak mereka terjun menjadi pekerja anak.

Halaman:

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: Pikiran Rakyat Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah