Network
RESPONSULTENG - Menurut American Academy of Dermatology Association (AAD), tingkat jerawat meningkat, mempengaruhi sekitar 85 persen orang Amerika antara usia 12 dan 24.
Perubahan iklim dapat mengubah keseimbangan pH kulit kita. Peningkatan keringat dan produksi minyak juga dapat meningkatkan jerawat.
Paparan sinar matahari dapat memperburuk penuaan kulit dari waktu ke waktu.
Baca Juga: Manfaat Air Putih, Salah Satunya bagi Pencernaan
Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan radiasi UV dan polutan lingkungan yang menyebabkan kerusakan radikal bebas, yang memperparah efek paparan sinar matahari.
Sebuah studi tahun 2019 mencatat bahwa polusi udara meningkatkan stres oksidatif pada kulit dan mengakibatkan atau memperburuk penuaan kulit dini.
Temperatur dan kelembaban yang lebih tinggi dapat menyebabkan lebih banyak keringat, memicu peningkatan pada individu dengan eksim dan psoriasis.
Ini juga dapat menyebabkan kondisi kulit lain seperti ruam, kutu air, dan gatal-gatal.
Baca Juga: Diet Vegetarian pada Pasien Kanker, Simak Manfaat dan Jenis Makanannya
Menurut penelitian 2010 yang lebih lama, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa orang mungkin berisiko lebih tinggi terkena eksim di daerah perkotaan, menunjukkan bahwa polusi mungkin berperan dalam memicu gejolak.
Dermatologis dan Anggota Dewan Penasihat Ilmiah untuk Asosiasi Eksim Nasional Peter Lio setuju bahwa kondisi kulit yang meradang akan terus memburuk, terutama eksim.
“Eksim telah ada selamanya, tetapi meroket di masyarakat barat industri karena gaya hidup kita menjadi lebih bersih dan bakteri di kulit dan mikrobioma usus kita menjadi kurang beragam,” kata Lio. “Planet yang memanas dengan cepat berarti tren ini akan terus berlanjut dan kemungkinan akan meningkat.”
Baca Juga: Apa Saja Pemicu Asam Urat? Simak Penjelasan Berikut
Lio juga mencatat bahwa eksim dapat dipicu oleh faktor lingkungan seperti:
- panas
- matahari
- kualitas udara
- asap kebakaran
- alergen, seperti serbuk sari.***
