Rusia Memasuki Resesi, Tapi tak Seburuk Proyeksi Ekonom, Ternyata Karena Peran Elvira Nabiullina

- 18 November 2022, 08:24 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin. /Instagram @mrpresidenputin/

 

RESPONSULTENG - Dengan penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut, ekonomi Rusia terus berkontraksi, tetapi sejauh ini berhasil bertahan dari sanksi Barat atas serangannya di Ukraina, lebih baik dari yang diperkirakan banyak ekonom.

Rusia telah memasuki resesi, sembilan bulan setelah melancarkan serangannya di Ukraina karena sanksi Barat membebani perekonomian, menurut data resmi.

Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut empat persen pada kuartal ketiga, menurut perkiraan awal oleh badan statistik nasional Rosstat yang diterbitkan pada hari Rabu.

Baca Juga:   Jadwal Siaran Televisi RCTI Jumat, 18 November 2022, Ada Tukang Ojek Pengkolan

Karena itu mengikuti penyusutan dengan ukuran yang sama pada kuartal kedua, Rusia sekarang memenuhi definisi teknis resesi dengan penurunan PDB dua kuartal berturut-turut.

Namun, penurunan empat persen dalam output ekonomi antara Juli dan September kurang dari kontraksi 4,5 persen yang diperkirakan banyak analis.

Kontraksi didorong oleh penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6 persen dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1 persen. Sedangkan konstruksi tumbuh 6,7 persen dan pertanian tumbuh 6,2 persen.

Ekspor energi

Perekonomian Rusia telah berjuang dengan segudang masalah. Sanksi Barat telah membatasi ekspor dan impor, termasuk komponen manufaktur utama dan suku cadang.

Baca Juga:   Jadwal Siaran Televisi SCTV Jumat, 18 November 2022, Ada Liputan 6 Malam dan Indonesian Simple

Perusahaan-perusahaan juga menderita kekurangan staf karena mobilisasi sebagian telah menghilangkan beberapa ratus ribu orang dari angkatan kerja.

Meskipun ekonomi berkontraksi, tingkat pengangguran Rusia mencapai 3,9 persen pada September, menurut Rosstat.

Akibatnya, ekonomi Rusia menjadi semakin bergantung pada ekspor energi, yang menyumbang sekitar 40 persen dari pendapatan pemerintah federal.

Menurut kantor Boris Titov, komisaris presiden untuk pengusaha, sekitar sepertiga dari 5.800 perusahaan Rusia yang disurvei baru-baru ini mengalami penurunan penjualan dalam beberapa bulan terakhir.

Mobilisasi September 300.000 tentara cadangan telah berdampak pada sepertiga perusahaan, menurut survei yang sama, kata harian Kommersant.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aquarius Soal Kesehatan, Cinta, dan Karir Besok 18 November 2022

"Situasinya terus memburuk, tidak mengherankan," kata Dmitry Polevoy, direktur investasi di Locko Invest di Moskow.

Lebih buruk lagi?

Namun ekonomi Rusia sejauh ini bertahan dari sanksi Barat lebih baik dari yang diperkirakan banyak ekonom.

Pada 8 November, bank sentral memperkirakan PDB akan berkontraksi sebesar 3,5 persen tahun ini. IMF dan Bank Dunia masing-masing memperkirakan penurunan PDB Rusia sebesar 3,4 persen dan 4,5 persen.

Ketahanan ekonomi sebagian besar disebabkan oleh lonjakan harga energi global setelah serangan di Ukraina dan kebijakan moneter yang ketat.

Setelah Rusia terkena sanksi Barat, bank sentral secara drastis menaikkan suku bunga acuan dari 9,5 persen menjadi 20 persen dalam upaya melawan inflasi dan menopang rubel.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius Soal Kesehatan, Cinta, dan Karir Besok 18 November 2022

Bank Rusia dengan cepat menguranginya setelah itu dan bulan lalu mempertahankannya di 7,5 persen yang disebut Gubernur Elvira Nabiullina sebagai tanda "adaptasi" ekonomi ke "realitas baru".

Tetapi banyak analis percaya keadaan akan menjadi lebih buruk bagi ekonomi Rusia sebelum membaik.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: www.trtworld.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah