Network
RESPONSULTENG - Pada akhir tahun 2022, jumlah penggemar Hallyu di seluruh dunia mencapai 178 juta, mengalami peningkatan 19 kali lipat dari survei pertama yang dilakukan dengan jumlah 9,26 juta penggemar.
Status Hallyu Global 2022 mencakup 118 negara, berdasarkan informasi dari 149 misi diplomatik Korea.
Kekuatan fans K-pop telah terbukti luar biasa, termasuk dalam mengikuti isu-isu politik. Bahkan, mereka pernah berpartisipasi dalam candaan kepada mantan Presiden AS Donald Trump, menunjukkan bahwa memandang remeh pemahaman generasi muda terhadap internet adalah suatu kesalahan besar.
Baca Juga: Aries, Persiapkan Diri untuk Kesuksesan: Ramalan dan Tips Hari Ini!
Kampanye pertama Trump pada tahun 2020 mengalami kejadian di mana lebih dari 1 juta permintaan tiket diterima. Menanggapi lonjakan permintaan tiket tersebut, tim kampanye membuat panggung kedua di luar ruangan.
Tetapi, pada hari acara, hanya ribuan orang yang hadir di Tulsa, Oklahoma. Seminggu sebelumnya, pengguna TikTok mengikuti tren untuk memesan tiket tanpa niat untuk menghadiri acara tersebut.
Trump akhirnya harus menyampaikan pidatonya di stadion yang hampir setengah kosong, dan panggung luar ruangan dirobohkan karena minimnya partisipasi. Kejadian ini mengungkapkan bahwa komunitas penggemar K-pop online di Twitter dan video TikTok memiliki pengaruh politik yang signifikan. Manajer kampanye Trump, Brad Parscale, bahkan mengakui bahwa mereka tidak mempertimbangkan dampak dari permintaan tiket palsu tersebut.
Baca Juga: Libra, Inspirasi Seni dan Kreativitas: Berita Seni Hari Ini!
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan jumlah penggemar K-pop terbesar di dunia, juga mengalami fenomena serupa. Munculnya akun @aniesbubble membawa nuansa baru dalam perpolitikan Indonesia, terutama menjelang Pilpres 2024. Saat ini, pergantian nama Anies Baswedan menjadi Park Ahn Nice dan Muhaimin Iskandar menjadi Cha Im-In sedang tren di Twitter.
