Yenny Wahid Ingatkan Para Politisi Agar Tidak Gunakan Isu SARA dalam Kampanye

- 30 Juni 2022, 05:25 WIB
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid saat memberi sambutan di Peringatan Harlah Gus Dur dan WF ke-17 di Taraman kafe, Sleman, Yogyakarta, Selasa 7 September 2021
Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid saat memberi sambutan di Peringatan Harlah Gus Dur dan WF ke-17 di Taraman kafe, Sleman, Yogyakarta, Selasa 7 September 2021 /dok. Humas Wahid Foundation/



RESPONSULTENG - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah bergulir melalui peluncuran tahapan Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu.

Strategi maupun taktik politik juga telah dirancang oleh partai politik maupun politisi yang berhasrat berada dalam sistem kekuasaan pada 2024 mendatang.

Hasrat dan ambisi politik dinilai wajar. Apalagi jika digunakan untuk memberi kemanfaatan bagi masyarakat. Namun, semua pihak diingatkan agar dapat meraih kekuasaan dengan cara elegan.

Baca Juga: Pelecehan Fatal Disertai Pembuhunan, Majikan Duhukum Penjara 30 Tahun

Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid adalah salah satu sosok yang mengingatkan para politisi agar tidak menggunakan isu suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) sebagai alat konsolidasi suara menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Menurut putri almarhum Gus Dur ini , isu SARA memang dapat dengan cepat mendulang suara, tetapi dampaknya dapat memecah belah bangsa.

“Isu SARA menjadi isu yang paling mudah dipakai untuk konsolidasi politik, tetapi isu itu sangat berbahaya bagi masyarakat. Dampaknya panjang,” kata Yenny Wahid dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Peringatan Harganas 2022, Pemerintah Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Ia mengingatkan para politisi untuk tak mengambil jalan pintas tersebut dan meminta masyarakat sebagai pemilih agar cerdas serta tidak mudah terprovokasi apabila ada pihak-pihak yang menggunakan isu SARA dalam kampanye politiknya.

“Kita sebagai pemilih cerdas harus menuntut pertanggungjawaban tokoh politik agar tidak menggunakan isu SARA karena dampaknya masyarakat akan terbelah. Dampaknya panjang dan sangat merusak,” kata Yenny.

Dalam acara deklarasi kesiapsiagaan yang digelar BNPT di Badung itu aktivis politik Yenny Wahid menyampaikan penggunaan isu SARA merupakan hal yang bertentangan dengan Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Puan Maharani Juga Akan Jajaki Peluang Koalisi dengan Parpol Lain

Pancasila, kata Yenny merupakan cara hidup yang menghargai adanya kebinekaan atau keragaman dalam hidup bermasyarakat.

“Indonesia beruntung karena punya Pancasila. Bagi kami umat Islam, Pancasila adalah ikatan suci yang menyatukan seluruh warga negara Indonesia apa pun latar belakang agama, kepercayaan, dan ras dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Yenny.

Ia menyampaikan Pancasila kemudian menjadi mekanisme untuk mengelola perbedaan sehingga masyarakat Indonesia yang beragam dapat hidup berdampingan dan bersikap toleran terhadap perbedaan.

“Di sini kita punya semacam pemahaman bahwa tidak usah main-main dengan isu SARA karena di negara lain (pemahaman) itu belum berkembang,” kata dia.***

Editor: Taqyuddin Bakri

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah