RESPONSULTENG - Dari sudut pandang klinis, sebagaimana dikutip responsulteng.com dari www.emergency-live.com ada tiga jenis fibrilasi atrium: paroksismal, persisten dan permanen.
Berbicara tentang fibrilasi atrium paroksismal ketika episode terjadi dan sembuh dalam waktu seminggu; fibrilasi atrium persisten didefinisikan sebagai fibrilasi atrium yang berlangsung lebih dari 7 hari dan di mana intervensi terapeutik (farmakologis atau kardioversi, yaitu pemberian kejutan listrik untuk mengatasi aritmia) diperlukan untuk menghentikannya; akhirnya, fibrilasi atrium permanen adalah bentuk yang dinilai tidak lagi reversibel dan pasien tidak lagi menggunakan obat untuk mengontrol ritme.
Baca Juga: Kandungan Dari Ikan Gabus, Ternyata Dapat Atasi Penyakit Diabetes,
Tes untuk diagnosis
Jika ada detak jantung yang tidak teratur, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli jantung atau aritmologi, yang akan mengundang pasien untuk melakukan serangkaian tes.
Tes pilihan untuk diagnosis adalah elektrokardiogram.
Diagnosis dini sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung pasien.
Fibrilasi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gagal jantung dan meningkatkan risiko stroke.***