Network
RESPONSULTENG - Hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan telah menjadi sorotan dunia selama beberapa dekade.
Pada peringatan ulang tahun Kim Jong Un yang ke-39, mari kita tinjau perkembangan terkini dalam hubungan kedua negara tersebut, termasuk upaya-upaya dialog, ketegangan yang muncul, dan prospek perdamaian yang semakin menguat.
Salah satu momen paling mencolok dalam hubungan antar-Korea adalah pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Baca Juga: Dinasti Kim: Sejarah Keluarga Pemimpin Korea Utara
Pertemuan ini, yang berlangsung pada tahun 2018, menandai awal dari periode dialog intensif antara kedua negara tersebut. Pembicaraan perdamaian dan denuklirisasi Semenanjung Korea menjadi fokus utama, dengan harapan menciptakan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut.
Namun, upaya-upaya perdamaian tersebut tidak selalu berjalan mulus. Ketegangan masih sering muncul, terutama terkait uji coba rudal dan senjata nuklir Korea Utara, yang mendapat kecaman internasional. Reaksi ini menghasilkan ketegangan yang menghambat kemajuan menuju perdamaian yang berkelanjutan.
Namun, terdapat tanda-tanda positif dalam hubungan antar-Korea. Adanya kesepakatan untuk mengurangi kehadiran militer di Zona Demiliterisasi (DMZ) dan pelaksanaan proyek-proyek kerjasama ekonomi, termasuk peningkatan kerjasama lintas-perbatasan, menciptakan kesempatan nyata untuk membangun kepercayaan dan memperkuat ikatan antar dua negara.
Baca Juga: Pencemaran Laut China: Menggali Penyebab dan Solusi untuk Mengatasi Masalah Global
Dr. Park Ji-hoon, seorang ahli hubungan antar-Korea, mengatakan, "Meskipun masih ada rintangan besar menuju perdamaian yang berkelanjutan, langkah-langkah yang diambil oleh kedua Korea menunjukkan kemauan untuk mencari solusi damai. Pengelolaan ketegangan dengan bijaksana dan pembukaan dialog tetap menjadi kunci untuk mencapai perdamaian jangka panjang di Semenanjung Korea."
