Rusia Dalam Resesi Setelah Kontraksi PDB Kuartal Kedua Berturut-turut

- 18 November 2022, 08:25 WIB
Potret Presiden Rusia Vladimir Putin
Potret Presiden Rusia Vladimir Putin /Instagram @mrpresidentvladimirputin/

Ketahanan ekonomi sebagian besar disebabkan oleh lonjakan harga energi global setelah serangan di Ukraina dan kebijakan moneter yang ketat.

Setelah Rusia terkena sanksi Barat, bank sentral secara drastis menaikkan suku bunga acuan dari 9,5% menjadi 20% dalam upaya melawan inflasi dan menopang rubel.

Bank Rusia dengan cepat menguranginya setelah itu dan bulan lalu mempertahankannya di 7,5% dalam apa yang disebut gubernur Elvira Nabiullina sebagai tanda "adaptasi" ekonomi ke "realitas baru".

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Soal Kesehatan, Cinta, dan Karir Besok 18 November 2022

Tetapi banyak analis percaya keadaan akan menjadi lebih buruk bagi ekonomi Rusia sebelum membaik.

"PDB bisa berkontraksi lebih tajam, hingga 7%" pada kuartal keempat, kata Polevoy kepada AFP.

Valery Mironov dari Sekolah Tinggi Ekonomi di Moskow mengatakan sanksi berdampak tertunda pada ekonomi Rusia.

“Masalahnya jelas sudah ada, tetapi kenyataannya kami melihat efeknya diundur ke tahun 2023,” katanya, karena pemerintah telah mengambil langkah untuk mendukung perusahaan.

Gubernur bank sentral Nabiullina mengatakan pekan lalu bahwa sanksi Barat sangat kuat dan memperingatkan "dampaknya terhadap ekonomi Rusia dan global tidak boleh diremehkan".

Halaman:

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: www.thesundaily.my


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x