Kenapa Sifat Iri Disebut Mental Kepiting? Berikut Penjelasannya

30 Juni 2022, 19:17 WIB
Ilustrasi kepiting //pixabay.com/Vizetelly //

RESPONSULTENG - Ketika seseorang memperoleh kebahagiaan ataupun keberhasilan atas sesuatu hal yang berhasil dicapai, tidak semua orang ikut senang dengan hal tersebut.

Ada segelintir orang yang akan merasa tidak suka terhadap keberhasilan tersebut yang akhirnya membuatnya iri hingga menyimpan rasa benci.

Hal tersebut pun bisa terjadi karena diri pembenci itu sendiri tidak memperoleh kesejahteraan hidup secara batin.

Baca Juga: Kisah Pilu Seorang Anak Merindukan Ibunya Yang Telah Meninggal

Dikutip responsulteng.com dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul "Mengenal Mental Kepiting pada Manusia, Sikap Iri Terhadap Keberhasilan Orang Lain".

Saat kesehatan mental seseorang dalam kondisi yang sejahtera, maka dia akan memiliki kemampuan untuk mengelola pikiran, serta mampu beradaptasi dengan baik di lingkungannya.

Dalam psikologi, terdapat banyak istilah untuk mencerminkan perilaku seseorang. Salah satunya crab mentality atau Mental Kepiting.

Mental Kepiting merupakan analogi dari perilaku tidak suka terhadap keberhasilan orang lain.

Seseorang dengan Mental Kepiting akan bersikap egois dan iri dengan orang lain yang lebih sukses dari dirinya.

Perilaku seperti itu sering dijumpai di dunia pekerjaan maupun perdagangan.

Baca Juga: Wajib Baca! 7 Ciri-ciri Toxic Friend yang Harus Kamu Wapadai

Mengapa Disebut Mental Kepiting?

Alasan mengapa perilaku tersebut disebut sebagai Mental Kepiting, karena mencerminkan kebiasaan kepiting.
Saat dimasukkan ke dalam ember, kepiting biasanya akan berusaha untuk beranjak keluar. Hal itu dilakukan sembari menjatuhkan kepiting lainnya.

Kendati demikian, kepiting lain akan terus berusaha menahan kepiting tersebut agar tidak keluar.

Daripada bertahan hidup atau melarikan diri, kepiting akan memaksa temannya untuk mati bersama.

Hal tersebut yang menjadi analogi dari mental kepiting.

Penyebab

Penyebab timbulnya mental kepiting bisa terjadi karena adanya ketergantungan manusia dalam hidup berkelompok.

Baca Juga: Prakiraan Potensi Hujan Lebat Disertai Petir Di Wilayah Indonesia

Umumnya, manusia bergabung dengan satu sama lain untuk memudahkan diri dalam mencapai tujuan bersama.

Namun di sisi lain, hidup berkelompok akan menimbulkan persaingan.Selain itu, mental kepiting timbul karena adanya rasa cemburu, malu, dendam, harga diri yang rendah, hingga sifat kompetitif.

Sifat kompetitif akan muncul saat seseorang menginginkan suatu keberhasilan tertinggi di kelompoknya.

Maka dari itu, mental kepiting akan menyebabkan hubungan yang tidak sehat dalam sebuah kelompok, serta tidak akan menguntungkan siapapun.*** (Daniswara Khalishah Chandra/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler