Network
RESPONSULTENG - Salah satu pelatih paling terkenal di sepak bola modern adalah Carlo Ancelotti, yang juga sekaligus sukses sebagai pemain.
Secara luas Carlo dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik dari generasinya di Italia, ia bermain untuk Parma, Roma, AC Milan dan tim nasional Italia, antara 1976-1992 yang mencetak total 35 gol dalam 338 penampilan jika digabungkan semua klub.
Momen menonjol dalam karir klubnya datang ketika ia mencetak gol jarak jauh saat bermain untuk AC Milan di semifinal Piala Eropa melawan Real Madrid, yang dimenangkan Rossoneri 5-0 sebelum memenangkan gelar yang didambakan.
Ia lebih dikenal sebagai 'Carletto', dan bergabung dengan Parma saat berusia 17 tahun pada tahun 1976.
Baca Juga: Pemain Real Madrid yang Paling Rawan Cedera bukan Eden Hazard, Simak Siapa Dia?
Carlo merupakan tim yang bermain di Serie C pada saat itu. Dia memantapkan dirinya sebagai nama yang menonjol dan juga dianggap sebagai salah satu pemain muda terbaik di negaranya.
Tiga musim kemudian, Roma datang memanggil dan Ancelotti merespons dengan pindah ke ibu kota. Di sinilah ia membuktikan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik di Italia, memenangkan Scudetto di musim keempatnya (1982-83) bersama klub serta empat gelar Coppa Italia.
Di musim berikutnya, Gialorossi mencapai final Piala Eropa karena beberapa penampilan brilian dari pemain Italia sepanjang musim, sebagaimana dikutip Responsulteng.com dari tulisan
Prayank pada laman www.sportskeeda.com.
Karena Carlo cedera, maka dia akan absen dari putaran final turnamen, di mana Roma kalah dari Liverpool 4-2 melalui adu penalti setelah pertandingan berakhir imbang 1-1.
Baca Juga: Ahmad Nur Hardianto Brace, Borneo FC Tumbangkan Arema FC
Roma juga menempati posisi kedua di Serie A tetapi berhasil memenangkan Coppa Italia untuk menambah kehormatan pada musim tersebut.
Ancelotti membuat 171 penampilan liga untuk klub, mencetak 12 gol saat memainkan peran penting di lini tengah Roma.
GIALOROSSI KE ROSSONERI
Fase paling sukses dalam karir klub Carletto datang ketika ia pindah ke AC Milan pada tahun 1987, memenangkan Scudetto dua kali (1987-88, 1991-92) dan dua Piala Eropa berturut-turut (1988-89, 1989-90).
Di San Siro, ia berbagi lapangan bersama dengan Paolo Maldini yang legendaris, Frank Rijkaard, Ruud Gullit, Marco Van Basten dan banyak lainnya.
Baca Juga: Erling Haaland Mencetak Gol Dimenit ke 12 dalam Debutnya Di Manchester City
Dia dianggap sebagai pendahulu Pirlo dalam perannya yang dalam, bertahan dan taktis di skuad Rossoneri.
Meskipun Ancelotti tidak memiliki fisik atau karakteristik atletik yang menonjol, tetapi Ia dikenal karena permainan lini tengahnya yang tenang, tenang, dan bertahan. Ditambah lagi dengan umpan jarak jauh yang akurat, visi yang hebat, dan kemampuan teknis yang sangat baik.
Di Milan, Ia juga memenangkan Supercoppa Italiana dan dua Piala Super UEFA dan Piala Interkontinental, masing-masing pada tahun yang sama saat Ia memenangkan Piala Eropa.
KARIR DAN PENSIUN
Ancelotti telah bermain sebanyak 26 kali dalam satu dekade dia bermain untuk tim nasional Italia.
Baca Juga: Lee Jae Wook dan Jung So Min Menemukan Diri Mereka Dalam Situasi Mengerikan di 'Alchemy Of Souls'
Dia masuk dalam skuad Piala Dunia 1982 yang akhirnya memenangkan trofi, meskipun dia absen di setiap pertandingan karena cedera lutut.
Dia mewakili tim Italia di dua Piala Dunia berikutnya (1986, 1990) tetapi gagal meninggalkan kesan di panggung internasional karena tim, sebagai tuan rumah, hanya berhasil finis di tempat ketiga dengan finis ketiga tahun 1990.
Setahun kemudian pada tahun 1991, Ancelotti mengumumkan pengunduran dirinya dari kancah sepak bola internasional. Dia pensiun dari sepak bola profesional tepat setahun kemudian, tetapi sebelum memenangkan Scudetto terakhirnya bersama Rossoneri.***
