RESPONSULTENG - Kampanye adalah salah satu momentum yang paling penting dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu).
Dahulu kampanye dilakukan terbuka pada panggung di depan jutaan masyarakat pendukung oleh seorang kandidat.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, kampanye pun terdigitalisasi sehingga saat ini menjadi hal yang lumrah didapati seorang kandidat melakukan kampanye lewat sosial media.
Hal tersebut sebenarnya baik adanya karena mengufisienkan pelaksanaan kampanye itu sendiri, terlebih lagi terjadi fenomena pendemi seperti saat ini.
Sayangnya dibalik itu ada efek negatif yang terjadi akibat kampanye ini yaitu munculnya para buzzer yang sangat meresahkan.
Dikutip responsulteng.com dari berita Pikiran-Rakyat.com berjudul “Pengamat Politik : Belum Adanya Aturan Kampanye Pemilu 2024 di Media Sosial Rawan Konflik".
Sebagian penelitian akademik menemukan bukti bahwa untuk membangun citra dan menjatuhkan lawan politiknya, para peserta pemilu dan pilkada mengerahkan buzzer.
Aksi para buzzer sudah nampak di beberapa media sosial dan bahkan sempat viral jauh sebelum tahapan Pemilu 2024 dimulai pada 14 Juni 2022.