Nabi Muhammad SAW dan Aisha RA: Manifestasi Cinta Sejati yang Sesungguhnya

- 9 April 2023, 10:40 WIB
Wanita Wajib Tahu, BerikutIlustrasi:  5 Tips Cantik Ala Aisha RA Istri Rasulullah
Wanita Wajib Tahu, BerikutIlustrasi: 5 Tips Cantik Ala Aisha RA Istri Rasulullah /Pixabay

Pada suatu kesempatan, seekor unta yang membawa Aisha tersesat dan mengambil rute yang berbeda dari yang dimaksudkan. Ketika berita hilangnya Aisha sampai kepada Nabi, dia menjadi tertekan dan dengan sedih meneriakkan, “aey meri dulhan” (hai mempelaiku). Ungkapan “hai mempelaiku” adalah seruan spontan dari hati yang sangat disibukkan dengan Aisha.

Aisyah-lah yang membuat Nabi terus melewati tantangan dan hambatan dalam pekerjaan dakwahnya. Dia memikul bersamanya tanggung jawab untuk merekonstruksi lingkungan dunia Arab yang rusak secara moral, intelektual dan politik.

Dia memberikan ketahanan dan alasan berulang untuk tersenyum kepada Nabi. Hubungan mereka selain memiliki cinta, rasa hormat, dan perhatian yang mengakar juga merupakan contoh humor yang luar biasa.

Pada suatu kesempatan Nabi menemukan Aisha tidak sehat dan mengatakan kepadanya bahwa jika dia meninggal, dia sendiri yang akan menguburkannya di kuburan dan melakukan semua ritual sebagaimana diperlukan, yang ditanggapi dengan bercanda oleh Aisha dengan mengatakan, “Ya, kamu ingin aku mati sehingga kamu bisa mencari istri baru dan menggantikan kehadiranku dengannya.” Itu membuat Nabi tersenyum padanya.

Perjalanan hidup melihat Nabi dan Aisyah tersenyum dan menangis bersama. Setelah menunaikan kewajiban menyampaikan pesan tauhid kepada dunia dan berhasil membangun model iklim sosial, moral dan politik di dunia Arab, Nabi harus mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan fana ini.

Apa yang bisa menjadi tempat tinggal yang lebih baik untuk mengambil nafas terakhir daripada pangkuan Aisha. Fase terakhir kehidupan melihat Nabi sakit dan menunggu akhir yang paling akhir.

Selama fase terakhir kehidupannya, dia selalu bergiliran setiap hari untuk menghabiskan waktu bersama istri-istrinya satu per satu.

Namun, karena dia secara emosional lebih terserap dalam Aisha dan selalu mencari teman, dia mengembangkan keinginan yang lebih besar untuk bersamanya di saat-saat terakhir hidupnya.

Diriwayatkan bahwa selama masa sakitnya Nabi sering menanyakan tentang tanggal dalam seminggu dan, setelah itu, para sahabatnya mengira dia mungkin sangat ingin hari ketika dia harus bersama Aisha.

Menyadari hal ini, para sahabatnya memindahkannya secara permanen ke kediaman Aisha di mana dia akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Aisha.

Halaman:

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: kashmirreader.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah