Nabi Muhammad SAW dan Aisha RA: Manifestasi Cinta Sejati yang Sesungguhnya

- 9 April 2023, 10:40 WIB
Wanita Wajib Tahu, BerikutIlustrasi:  5 Tips Cantik Ala Aisha RA Istri Rasulullah
Wanita Wajib Tahu, BerikutIlustrasi: 5 Tips Cantik Ala Aisha RA Istri Rasulullah /Pixabay

Aisha sangat terikat dengan Nabi sehingga dia kadang-kadang terbangun di tengah malam hanya untuk melihat dan memastikan apakah Nabi ada di dekatnya.

Suatu kali, setelah bangun di malam hari, Aisha, dengan sangat kecewa, menemukan Nabi tidak ada dan untuk mencarinya dia meninggalkan rumah, mengembara seperti seorang kekasih yang meratap di jalan-jalan, dan akhirnya melihat kuburan di mana dia berada.

Tidak menganggap bijaksana untuk mengganggunya dalam doa malam, dia kembali ke rumah dan menceritakan seluruh episode kepadanya keesokan harinya.

Nabi sebagai tanggapan mengatakan bahwa dia merasakan bayangan manusia bersembunyi di kuburan, hampir tidak tahu itu dia.

Cinta mereka dimanifestasikan secara setara melalui kecenderungan emosional yang sama, penerbangan mental atau imajinatif, dan perilaku mereka secara keseluruhan.

Dikisahkan bahwa mereka akan makan dari piring yang sama dan Nabi tidak ragu untuk menyesap sisa tulang-tulang peninggalan Aisyah. Selain itu, dia akan meletakkan bibirnya di tempat yang sama di mana Aisha meletakkan bibirnya.

Suatu hari, seorang sahabat Nabi, Hazrat Umro Bin Alaas, bertanya kepadanya siapa yang dia yakini sebagai orang yang paling dicintainya di dunia. Nabi berkata "Aisyah". Umro berkata bahwa dia ingin menanyakan tentang orang yang paling dicintai di antara masyarakat laki-laki, dan kepada itu Nabi berkata, “Ayahnya Aisyah”.

Di antara semua istri Nabi (SAW), tidak diragukan lagi Aisha yang memiliki hatinya dan menegaskan kehadirannya dalam lanskap emosionalnya lebih kuat dari siapa pun.

Menyadari fakta bahwa dia memiliki kecenderungan emosional yang lebih kuat terhadap Aisha dan mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi, Nabi pernah berdoa, “Allah, saya melakukan segala yang mungkin, apa pun dalam kapasitas saya, untuk memperlakukan semua istri saya sama dan berlaku adil dengan mereka, tetapi jangan meminta pertanggungjawaban saya atas sesuatu yang tidak berada dalam kendali saya”.

Doa tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa Nabi menyadari bahwa dia tidak berdaya dalam kecocokan yang tumbuh dengan Aisyah dibandingkan dengan istri-istrinya yang lain. Cinta yang sangat besar yang dia miliki untuknya kadang-kadang secara spontan tercermin melalui ekspresi verbal dengan penuh semangat dan gairah.

Halaman:

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: kashmirreader.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah