Di Balik Terpuruknya Rusia Dalam Lingkaran Resesi, Ada Berita Baik dari Sektor Pertanian dan Konstruksi

- 3 Juni 2023, 14:50 WIB
Ancaman Resesi 2023, ini cara menghadapinya
Ancaman Resesi 2023, ini cara menghadapinya /Freepik/

RESPONSULTENG - Perekonomian Rusia telah memasuki resesi karena output domestik bruto turun 4% pada kuartal ketiga, menurut perkiraan pertama yang diterbitkan Rabu oleh badan statistik nasional, Rosstat.

Penurunan PDB mengikuti kontraksi serupa sebesar 4% pada kuartal kedua, karena sanksi Barat menghantam ekonomi Rusia menyusul serangan Moskow di Ukraina.

Penurunan 4% dalam output ekonomi antara Juli dan September kurang dari perkiraan analis kontraksi 4,5%.

Baca Juga: Rusia Dalam Resesi Setelah Kontraksi PDB Kuartal Kedua Berturut-turut

Kontraksi didorong oleh penurunan perdagangan grosir sebesar 22,6% dan penurunan perdagangan ritel sebesar 9,1%.

Sisi baiknya, konstruksi tumbuh sebesar 6,7% dan pertanian sebesar 6,2%.

Resesi biasanya didefinisikan sebagai kontraksi ekonomi selama dua kuartal berturut-turut, dan Rusia terakhir mengalami resesi teknis pada akhir 2020 dan awal 2021 selama pandemi virus corona.

Perekonomian Rusia bernasib baik pada awal 2022 dengan peningkatan PDB sebesar 3,5%, tetapi dimulainya serangan Ukraina memicu serangkaian sanksi dari Barat.

Baca Juga:   Jadwal Siaran Televisi TV One Jumat, 18 November 2022, Ada Kabar Dunia dan Ragam Perkara

Pembatasan ekspor dan impor, kekurangan staf, dan masalah pasokan suku cadang telah membebani perekonomian Rusia.

Pada 8 November, Bank Sentral memperkirakan PDB akan berkontraksi sebesar 3,5% tahun ini.

IMF dan Bank Dunia masing-masing memperkirakan penurunan PDB Rusia sebesar 3,4% dan 4,5%.

Meskipun ekonomi berkontraksi, tingkat pengangguran Rusia mencapai 3,9% pada bulan September, menurut Rosstat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces Soal Kesehatan, Cinta, dan Karir Besok 18 November 2022

Pada bulan Oktober, Bank Sentral Rusia mempertahankan suku bunga utamanya pada 7,5%. Ini adalah pertama kalinya sejak awal serangan militer di Ukraina tingkat suku bunga tetap tidak berubah.

Bank Sentral tidak berencana mengubah suku bunga sampai akhir tahun, tanda "adaptasi" ke "realitas baru," kata Gubernur Elvira Nabiullina.

Setelah Rusia terkena sanksi Barat atas serangan Ukraina, bank secara drastis menaikkan suku bunga acuan dari 9,5% menjadi 20% dalam upaya untuk melawan inflasi dan menopang rubel.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: www.themoscowtimes.com


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x