Kisah Tentang Emmanuel Macron Muda Hingga Menjadi Presiden Perancis

- 3 Juni 2023, 15:50 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjalan menuju lokasi Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Badung, Bali, Selasa, 15 November 2022.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjalan menuju lokasi Welcoming Dinner and Cultural Performance KTT G20 di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Badung, Bali, Selasa, 15 November 2022. /Antara/M Risyal Hidayat/

RESPONSULTENG - Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron CBE (lahir 21 Desember 1977 di Amiens) adalah seorang politisi Prancis, pegawai negeri senior, dan mantan bankir investasi. Macron adalah Presiden Prancis ke-25 dan saat ini dan wakil pangeran Andorra sejak 14 Mei 2017. Dia adalah seorang liberal sosial.

Macron adalah anggota Partai Sosialis (PS) dari 2006 hingga 2009. Dia ditunjuk sebagai wakil sekretaris jenderal di bawah pemerintahan pertama François Hollande pada 2012 sebelum diangkat menjadi Menteri Ekonomi, Industri, dan Urusan Digital pada 2014 di bawah Pemerintahan Valls Kedua, di mana dia mendorong melalui reformasi yang ramah bisnis.

Macron mengundurkan diri pada Agustus 2016 untuk melancarkan pencalonan dalam pemilihan presiden 2017.

Baca Juga: Jadwal Siaran Televisi SCTV Kamis, 17 November 2022, Ada Liputan 6 Malam dan Tajwid Cinta

Pada November 2016, Macron menyatakan bahwa dia akan mencalonkan diri dalam pemilihan di bawah panji En Marche!, sebuah gerakan sentris yang dia dirikan pada April 2016.

Macron memenangkan pemilihan tersebut setelah mengalahkan Marine Le Pen pada putaran kedua pada 7 Mei 2017 dengan memenangkan 66 % suara. Saat terpilih menjadi presiden pada usia 39 tahun, ia menjadi Presiden termuda dalam sejarah Prancis dan kepala negara termuda sejak Napoleon III. Dia terpilih kembali pada tahun 2022 mengalahkan Le Pen lagi, menjadi presiden Prancis pertama dalam dua puluh tahun yang memenangkan pemilihan ulang.

Baca Juga: Jadwal Siaran Televisi NET TV Kamis, 17 November 2022, Ada 86 dan Jatanras

Masa muda

Macron lahir di Amiens, Prancis. Dia adalah putra Françoise (Noguès), seorang dokter, dan Jean-Michel Macron, profesor neurologi di University of Picardy. Dia dibesarkan dalam keluarga non-religius, tetapi dia dibaptis sebagai Katolik Roma atas keinginannya sendiri pada usia 12 tahun. Dia belajar piano di konservatori Amiens.

Orang tuanya mengirimnya ke Paris karena ikatan yang dia buat Brigitte Auzière, seorang guru yang sudah menikah dengan tiga anak di Jésuites de la Providence, yang kemudian menjadi istrinya. Ia belajar Filsafat di Universitas Paris-Ouest Nanterre La Défense.

Awal karir politik

Macron adalah anggota Partai Sosialis (PS) dari 2006 hingga 2009.

Dia diangkat sebagai Menteri Ekonomi dan Keuangan di Kabinet Valls kedua pada 26 Agustus 2014, menggantikan Arnaud Montebourg. Pada Agustus 2015, Macron menyatakan tidak lagi menjadi anggota PS dan kini menjadi Independen.

Tawaran presiden Prancis 2017

Macron mendirikan partai politik independen, En Marche!, di Amiens pada 6 April 2016. Pada 16 November 2016, Macron secara resmi mengumumkan pencalonannya sebagai presiden Prancis setelah spekulasi berbulan-bulan. Dalam pidato pengumumannya, Macron menyerukan "revolusi demokratik" dan berjanji untuk "membuka blokir Prancis".

Baca Juga: Pejabat Industri Mengungkapkan Bobby iKON telah Mengakhiri Kontrak Eksklusifnya dengan YG dan iKON

Banyak politisi asing telah menyuarakan dukungan untuk Macron, termasuk Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan mantan Presiden AS Barack Obama.

Pada 23 April 2017, Macron memenangkan 24% suara dengan lawannya Marine Le Pen memenangkan 21%. Selama putaran kedua, Macron mengalahkan Le Pen dengan kemenangan telak dengan 66% suara berbanding 34% LePen.

Presiden Prancis (sejak 2017)

Macron secara resmi menjadi Presiden pada 14 Mei. Pada 15 Mei, dia menunjuk Édouard Philippe dari Partai Republik sebagai Perdana Menteri. Di hari yang sama, dia bertemu Angela Merkel, Kanselir Jerman, sebagai bagian dari kunjungan resmi pertamanya ke luar negeri. Kedua pemimpin tersebut menekankan pentingnya hubungan Prancis-Jerman dengan Uni Eropa. Mereka setuju untuk menyusun "peta jalan bersama" untuk Eropa, bersikeras bahwa tidak ada yang menentang perubahan Perjanjian Uni Eropa.

Oposisi terhadap reformasi domestiknya, seperti usulan pajak bahan bakar, menyebabkan protes rompi kuning 2018 dan protes lainnya. Sejak tahun 2020, dia telah memimpin respons berkelanjutan Prancis terhadap pandemi COVID-19 dan peluncuran vaksinasi. Dalam kebijakan luar negeri, dia menyerukan reformasi ke Uni Eropa, dan menandatangani perjanjian bilateral dengan Italia dan Jerman.

Dia juga mengawasi perselisihan dengan Australia dan Amerika Serikat mengenai pakta keamanan AUKUS, melanjutkan keterlibatan Prancis dalam perang saudara Suriah, dan bergabung dalam tanggapan internasional terhadap invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: kids.kiddle.co


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x