Network
RESPONSULTENG - Di negara-negara, seperti Cina, Prancis, Kazakhstan, makan kuda bukanlah masalah besar, dan bahkan dianggap sebagai makanan lezat.
Namun di negara lain seperti AS dan Inggris, gagasan kuda sebagai sumber makanan dianggap sebagai tantangan besar, bahkan bagi pemakan daging yang suka bertualang.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Otoritas Balap Korea sebagaimana dikutip responsulteng.com dari jejuweekly.com menemukan bahwa sekitar 65 persen orang Korea bersedia makan daging kuda, persentase yang lebih tinggi dari mereka yang disurvei dari Prancis, Belgia, dan Italia.
Baca Juga: Peringatan Dini Cuaca Sulawesi Tengah Tanggal 10 Agustus 2022
Bagaimana dengan makan daging kuda di Jeju, Korea?
Secara historis, orang Jeju menghormati kuda karena berbagai alasan. Kuda telah menjadi sumber transportasi dan komunikasi yang sangat penting selama perang, dan untuk perdagangan.
Kulit, lemak, susu, tulang, rambut, air seni, dan kotoran mereka dimanfaatkan, baik sebagai makanan atau untuk keperluan militer atau pengobatan.
Di Jeju, kuda sekarang digunakan untuk pariwisata, hiburan, dan daging. Bahkan, krim dan minyak yang terbuat dari tulang dan lemak kuda terkenal baik untuk pengobatan maupun kosmetik.
Sebelum invasi Mongolia ke Goryeo pada tahun 1218, kuda digunakan terutama sebagai alat transportasi.
