RESPONSULTENG - BRIDA Sulteng sedang melakukan pemetaan untuk mengembangkan potensi situs megalit sebagai bagian dari upaya meningkatkan pariwisata budaya di wilayah tersebut.
"Riset terkait pencanangan Sulawesi Tengah menjadi seribu megalit melibatkan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB), akademisi Universitas Islam Negeri Datokarama Palu dan Universitas Muhammadiyah," kata Kepala Bidang (Kabid) Riset, Inovasi, dan Teknologi Daerah Hasim R di Palu, Sabtu, 2 Maret 2024 dikutip dari Antara.
Kepala Bidang Riset, Inovasi, dan Teknologi Daerah, Hasim R, menjelaskan bahwa beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menemukan situs-situs megalit di Sulawesi Tengah, seperti yang dilakukan oleh Nicolaus Adriani dan Albertus Cristiaan Kruyt pada tahun 1898.
Baca Juga: Tragedi Air Terjun Wera: Korban Telah Ditemukan, Begini Penjelasan Pihak Polda Sulteng
Pengembangan situs budaya megalit diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, baik lokal maupun internasional, ke Sulawesi Tengah.
"Megalit merupakan budaya yang umumnya diwujudkan dalam bentuk megalit yang pembuatannya dimaksudkan sebagai lambang atau sarana pemujaan terhadap nenek moyang pada zaman dahulu," ucapnya.
Menurut Peneliti Riset Megalit, Haliadi Sadi, cagar budaya memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan yang perlu dilestarikan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa situs megalit di Sulawesi Tengah seperti Tadulako, Pada Hadoa, Ntowera, Pokekea, Wineki, Halu Tawe, dan Pada Lalu memiliki fungsi beragam, termasuk sebagai situs pemukiman, penguburan, dan pemujaan.
Baca Juga: BTIIG dan Polda Sulteng Bertekad Meningkatkan Layanan Keamanan di Bungku Barat