Jangan Menjual Surgamu Demi Membeli Dunia

31 Januari 2024, 18:45 WIB
Ilustrasi Neraka /Zerig/Pixabay/

REPONSULTENG - Sesungguhnya dunia adalah rendah dan fana, adapun akhirat mulia dan kekal. Kita diingatkan oleh ayat-ayat yang mulia dan penuh berkah, maka sungguh beruntung orang yang mendengar dengan seksama nasehat-nasehat yang bermanfaat dan wejangan-wejangan yang mengena, Nasihat dapat menjadi bahan renungan dan motivasi diri dalam menjalani kehidupan yang penuh lika-liku.

Lalu ia merenungkannya dengan akalnya, memahaminya dengan pikirannya, dan melaksanakannya dengan perkataan dan perbuatannya.

Allah berfirman :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS Al-An’aam : 32)

وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلا تَعْقِلُونَ

Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka Apakah kamu tidak memahaminya? (QS Al-Qosos : 60)

Baca Juga: Kenapa Neraka Biayanya Mahal Tapi Banyak Yang Minati, Ini Penjelasannya

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَى وَلا تُظْلَمُونَ فَتِيلا

Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun (Qs An-Nisaa : 77)

وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا مَتَاعٌ

Dan mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS Ar-Ra’du : 26)

أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا قَلِيلٌ

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. (QS At-Taubah : 36)

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (١٦)وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi, sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS Al-A’la : 16-17)

Baca Juga: Tips Bagi Mahasiswa Baru, Tiga Langkah Lewati Tiga Semester Neraka

          Dunia akan pergi, akan sirna dan berakhir, adapun surga kenikmatan akhirat yang abadi dan kekal. Kita ingat kejadian di Sulawesi Tengah Tahun 2018 kemarin porak-poranda akibat gempa bumi dan likuifaksi yang begitu dahsyat menelan korban ribuan nyawa manusia

Dunia adalah kesenangan yang sedikit, rendahan, dan ujungnya adalah fana dan sirna, adapun surga kenikmatan yang abadi, tanpa ada kesudahannya, tidak akan pernah berakhir.

Dari Al-Mustaurid bin Syaddad –semoga Allah meridhoinya- ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?” (HR Muslim no 2868)

Dunia seperti air yang tersisa di jari setelah dicelupkan di lautan yang meluap, adapun akhirat maka dialah seluruh lautan yang begitu luas, yang bergejolak ombaknya, dan meninggi terpaannya…,

Maka apakah tidak berfikir tentang hakekat dunia seseorang yang mendahulukan sedikitnya dunia yang akan berakhir di atas mulianya akhirat dan bagiannya yang tinggi?

عَجِبتُ لِمُعجَبٍ بِنَعيمِ دُنياوَمَغبونٍ بِأَيّامٍ لِذاذِ

Aku heran dengan orang yang takjub terhadap dunia dan ia telah tertipu dengan hari-hari penuh kelezatan

وَمُؤثِرٍ المُقامَ بِأَرضِ قَفرٍ عَلى بَلَدٍ خَصيبٍ ذي رَذاذِ

Dan ia lebih mengutamakan untuk tinggal di tanah yang tandus dari pada di negeri yang subur disirami hujan rintik-rintik.

Baca Juga: Profil Singkat Herlin, Penyuluh Agama Islam di Kabupaten Singkawang, Kalimantan Barat

وَدُنْيَاكَ الَّتِي غَرَّتْكَ مِنْهَا  زَخَارِفُهَا تَصِيْرُ إِلىَ انْجِذَاذِ

Dan duniamu yang telah menjadikanmu terpedaya perhiasannya akan hancur berkeping-keping.

Wahai hamba Allah…jika seandainya dunia berada pada kedua tanganmu, dan ditambah lagi dunia semisalnya untukmu, maka apakah yang tersisa darinya jika maut telah menjemputmu?


أَلاَ يَا سَاكِنَ الْبَيْتِ الْمُوَشَّى سَتُسْكِنُكَ الْمَنِيَّةُ بَطْنَ رَمْسِ

Wahai penghuni rumah yang penuh dengan hiasanKematian akan memindahkan tempat tinggalmu ke dalam perut kuburan.

رَأَيْتُكَ تَذْكُرُ الدُّنْيَا كَثِيْرًا  وَكَثْرَةُ ذِكْرِهَا لِلْقَلْبِ تُقْسِي

Aku melihatmu sering menyebut-nyebut tentang dunia

Padahal sering mengingat dunia akan mengeraskan hati

كَأَنَّكَ لاَ تَرَى بِالْخَلْقِ نَقْصًا  وَأَنْتَ تَرَاهُ كُلَّ شُرُوْقِ شَمْسِ

Seakan-akan engkau tidak melihat manusia berkurang (karena terus ada yang meninggal)
Padahal engkau melihat mereka (ada yang meninggal) setiap kali bersinar mentari…

وَمَا أَدْرِي وَإِنْ أَمَّلْتُ عُمْرًا لَعَلِّي حِيْنَ أُصْبِحُ لَسْتُ أُمْسِي

Dan aku tidak tahu-sementara aku berharap berumur panjang-
Bisa jadi esok tatkala aku bertemu dengan pagi hari, aku tidak bisa bertemu lagi dengan petang hari.

Baca Juga: Krisis Ekologi dalam Tinjauan Islam

Wahai hamba Allah setiap hari selalu ada ibroh dan ibroh (pelajaran) yang datang…, pada setiap kematian ada pengingat untuk berhenti jika engkau termasuk orang yang mau berhenti.

Sampai kapan engkau begini…?, hingga kapan…? Sampai kapan engkau tidak sadar?, hingga kapan engkau tidak bertakwa?

Apakah setelah sirnanya dunia tempat beramal?, ataukah kepada selain akhirat engkau akan berpindah?

Jauh.., sungguh jauh sekali…, akan tetapi kedua telinga telah tuli dari mendengar ayat-ayat…hati telah lalai dari nasehat-nasehat…

Ingatlah waktu kematian….Takutlah engkau dengan waktu datang kematian.

Tangisilah dosa-dosamu yang telah lalu…, selamatkan jiwamu…jika tidak maka jiwamu akan binasa…Pergilah menuju Robmu…berlepaslah dari dosa-dosamu…

Wahai hamba Allah…

إِلَى  كَمْ  تَمَادَى  فِي  غُرُوْرٍ  وَغَفْلَةٍ وَكَمْ  هَكَذَا  نَوْمٌ  مَتَى يَوْمُ يَقْظَةِ

Hingga kapan engkau terus menerus tertipu dan lalai.

Begitu pulas engkau tertidur…kapankah hari engkau baru terjaga.

لَقَدْ ضَاعَ عُمْرٌ  سَاعَةٌ  مِنْهُ  تُشِتَرَى بِمِلْءِ  السَّمَا  وَالأَرْضِ  آيَّةَ ضَيْعَةِ

Telah hilang sia-sia usiamu, yang sesaat dari usiamu dibeli dengan sepenuh langit dan bumi…, maka sungguh besar kesia-siaanmu.

Baca Juga: 4 Tahun Pasca Gempa Kementrian PUPR Merekontruksi Universitas Islam Negri di Palu.

أَفَانٍ بِبَاقٍ تَشْتَرِيْهِ َسَفَاهَةً وَسُخْطًا   بِرِضْوَانٍ   وَنَارًا بِجَنَّةِ

Apakah engkau membeli sesuatu yang fana dengan bayaran sesuatu yang kekal karena kebodohan, kau beli kemarahan Allah dengan membayar keridhoanNya, Jangan kau beli neraka dengan membayar surga…?

أَأَنْتَ عَدُوٌّ أَمْ صَدِيْقٌ لِنَفْسِهِ فَإِنَّكَ تَرْمِيْهَا بِكُلِّ مُصِيْبَةِ

Apakah engkau adalah musuh atau sahabat bagi dirimu sendiri…?, karena engkau membuangnya setiap kali musibah…

لَقَدْ  بِعْتَهَا خِزْيٌ عَلَيْكَ رَخِيْصَةً وَكَانَتْ بِهَذَا مِنْكَ غَيْرُ حَقِيْقَةِ

Sungguh engkau telah menjual jiwamu dengan murah…kehinaan bagimu.
Maka jiwamu dengan sikapmu tersebut bukanlah jiwa yang hakiki.

Maka sungguh merugi seseorang yang menjual kenikmatan surga dengan angan-angan dusta…dengan permainan yang menarik dan melalaikan…, dengan syahwat, dan perbuatan-perbuatan buruk, serta aib-aib yang tercela.

Maka sungguh merugi mereka yang menjadikan Allah murka…, mereka menyia-nyiakan umur mereka dalam kemaksiatan dan dosa-dosa.

قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

Baca Juga: Kegiatan Akhirussanah SD Islam Khalifah Kota Palu

Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (QS Az-Zumar : 15)

إيَّاكَ أعْنِي يا ابْنَ آدَمَ فاسْتَمِع ودَعِ الرُّكونَ إلى الحياة ِ فتنتفِعْ

Kepadamu tujuanku wahai anak Adam maka dengarlah, tinggalkanlah bersandar kepada kehidupan niscaya engkau akan mendapatkan manfaat.

لوْ كانَ عُمْرُكَ ألفَ حولٍ كاملٍ لمْ تَذْهَبِ الأيّامُ حتى تَنقَطِعْ

Seandainya umurmu sempurna seribu tahun…toh tidaklah berlalu hari-hari hingga akhirnya engkaupun meninggal.

يا أيّها المَرْءُ المُضَيِّعُ دينَهُ،إحرازُ دينِكَ خَيرُ شيءٍ تَصْطَنِعْ

Wahai yang telah menyia-nyiakan agamanya…jagalah agamamu maka itulah yang terbaik yang kau lakukan.

فامْهَدْ لنَفسِكَ صالحاً تُجزَى بهِ،.وانْظُرْ لِنَفْسِكَ أيَّ أمْرٍ تتَّبِعُ

Siapkanlah untuk dirimu amal sholeh yang akan diberi ganjaran atasnya.

Dan lihatlah, perkara apakah yang (baik) engkau ikuti untuk dirimu…?

واعْلَمْ بأنَّ جَميعَ مَا قَدَّمْتَهُ عندَ الإلهِ، مُوَفَّرٌ لكَ لم يَضِعْ

Baca Juga: Jemaah Calon Haji Asal Kabupaten Donggala Dilepas Resmi Oleh Bupati

Ketahuilah bahwasanya semua yang telah kau perbuat

Tersimpan utuh di sisi Tuhan tidak ada yang hilang

وَمَا تُقَدِّمُوا لأنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al-Muzammil : 20)

Ya Allah anugerahkanlah kepada kami kenikmatan dan karunia, dan ampunilah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kami… Wahai Yang Maha Baik…Yang Maha Agung…Yang Maha Pengasih. Yang Maha Pemberi anugerah.Yang Maha Menerima taubat.

sungguh orang yang setiap kali Allah berikan ia karunia dan kenikmatan yang baru. Lantas ia pun memperbarui juga dosa-dosa, pelanggaran, dan kemaksiatan.

Baca Juga: Ekstrimisme Ancaman Global, Dirjen Bimas Islam: Moderasi Beragama Vaksinnya

Sungguh celaka orang yang setiap bertambah kebaikan baginya semakin bertambah pula kesesatannya.

Setiap kali bertambah harta dan kekayaannya…maka semakin bertambah pula jauhnya dan semakin tersesat.

Kenikmatan dan pemberian Allah terus tercurahkah kepadanya…, serta karunia dan anugerahnya.

Makanan yang menguatkannya, air yang menghilangkan dahaganya, pakaian yang menutup tubuhnya, rumah yang menaunginya, istri yang memperhatikan dan menemaninya, keamanan yang tenteram yang menaungi dan melindunginya.

Sementara ia terus berada di atas dosa-dosa yang menghinakannya,berlanjut dalam keburukan-keburukannya,terlepas dalam gelimang kemaksiatan.

Maka hendaknya berhati-hatilah dari ujian dengan kenikmatan dan kesenangan sebagaimana kalian berhati-hati dari ujian kesulitan dan penderitaan.

Baca Juga: Marvel Universe Munculkan Superhero Muslim Pertama

Bisa jadi anugerah dan karunia datang dalam baju istidraj dan penangguhan dan pengulurann.

Allah berfirman :

وَلا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لأنْفُسِهِمْ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan” (QS Ali Imron : 178)

Dari Uqbah bin ‘Amir –semoga Allah meridhoinya- ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيْهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ

“Jika engkau melihat Allah memberikan anugerah dunia kepada hambanya apa yang ia sukai, sementara sang hamba bermaksiat kepadanya, maka sesungguhnya itu adalah istidraj” (HR Ahmad no. 17311)

Ya Allah berilah taufikmu kepada kami menuju perkara-perkara yang Kau ridhoi, dan jauhkanlah kami dari perkara-perkara yang tidak Engkau Ridhoi…Amiin.***

Editor: Syalzhabillah

Terkini

Terpopuler