Network
RESPONSULTENG - Pencemaran plastik di Laut China menjadi ancaman tersembunyi yang semakin mengkhawatirkan bagi lingkungan laut dan kesejahteraan manusia.
Meskipun sering kali tidak terlihat secara langsung, dampaknya yang merusak ekosistem laut dan membahayakan kehidupan manusia telah menjadi perhatian utama bagi ilmuwan, aktivis lingkungan, dan pemerintah di seluruh dunia.
Setiap tahunnya, jutaan ton sampah plastik memasuki Laut China, merusak terumbu karang, mengancam kehidupan laut, dan mengakumulasi di dasar laut.
Baca Juga: Victoria Beckham: Mengungkap Kehidupan Pribadi dan Karya Barunya dalam Wawancara Terbaru
Plastik yang terurai menjadi mikroplastik tidak hanya mencemari air dan tanah, tetapi juga menjadi ancaman nyata bagi kehidupan laut. Organisme laut, mulai dari plankton hingga ikan, sering kali memakan mikroplastik, yang pada akhirnya memasuki rantai makanan manusia.
Salah satu ancaman tersembunyi yang paling mencolok adalah keracunan plastik. Plastik yang terurai di air laut menghasilkan senyawa kimia berbahaya, yang dapat meracuni organisme laut dan, ketika manusia mengonsumsinya, merugikan kesehatan manusia. Beberapa senyawa kimia dalam plastik diketahui memiliki efek endokrin, yang dapat mempengaruhi sistem hormon manusia dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Selain itu, plastik juga memberikan tempat yang ideal bagi organisme penyebab penyakit untuk berkembang biak. Plastik yang terapung di permukaan laut menjadi media subur bagi bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya, yang dapat menyebabkan penyakit ketika manusia atau hewan laut mengonsumsinya.
Para ilmuwan juga telah menemukan bahwa mikroplastik dapat menyerap polutan kimia dari lingkungan sekitarnya. Ketika makhluk hidup memakan mikroplastik yang terkontaminasi, senyawa-senyawa berbahaya ini dapat masuk ke dalam tubuh mereka, membahayakan kesehatan dan mengganggu ekosistem secara keseluruhan.
Baca Juga: Mane, Salah, Firmino: Trio Pemusnah Pertahanan yang Mengangkat Liverpool FC
