RESPONSULTENG - Para ilmuwan telah membongkar rahasia di balik kejadian langka 29 Februari, yang terjadi setiap empat tahun sekali.
Penjelasan tentang fenomena ini melibatkan berbagai faktor yang berkaitan dengan pergerakan Bumi dalam tata surya, serta sistem penanggalan yang telah kita adopsi selama berabad-abad.
Hubungan Antara Rotasi Bumi dan Orbit Mengelilingi Matahari
Salah satu faktor kunci yang menjelaskan munculnya 29 Februari setiap empat tahun adalah perbedaan antara rotasi Bumi (sehari) dan orbitnya mengelilingi Matahari (satu tahun). Karena rotasi Bumi tidak tepat selama 365 hari, perlu ada penyesuaian dalam kalender untuk memastikan kesesuaian antara waktu yang kita gunakan dengan pergerakan alam semesta.
Baca Juga: Selamat! YouTuber Nessie Judge Resmi Menikah, Fakta Pernikahan Mereka yang Mengejutkan
Konsep Tahun Kabisat dan Penyesuaian Kalender
Untuk mempertahankan keseimbangan ini, aturan tahun kabisat diterapkan. Pada dasarnya, setiap empat tahun sekali, kita menambahkan satu hari tambahan (29 Februari) ke dalam kalender. Ini bertujuan untuk menyelaraskan waktu kita dengan periode orbit Bumi mengelilingi Matahari yang sesungguhnya.
Aturan Matematis Tahun Kabisat
Aturan matematis yang mendasari penentuan tahun kabisat adalah bahwa setiap tahun yang habis dibagi dengan 4 adalah tahun kabisat, kecuali jika tahun itu habis dibagi dengan 100, tetapi jika habis dibagi dengan 400, maka tetap merupakan tahun kabisat. Aturan ini memastikan bahwa penyesuaian kalender tetap berlangsung secara akurat.
Baca Juga: Misteri Kim Jong Un: Berita Terbaru dan Isu Terkini seputar Pemimpin Korea Utara