Teori Baru Seputar Depresi Menurut Penelitian

- 9 Agustus 2022, 10:14 WIB
Sumber Foto : Pixabay, Ilustrasi seseorang yang sedang depresi
Sumber Foto : Pixabay, Ilustrasi seseorang yang sedang depresi /Akhmad Usmar /

RESPONSULTENG - Terkadang artikel penelitian membantu mengubah cara kita memandang sesuatu.

Ini terjadi bulan lalu ketika psikiater University College London Prof Joanna Moncrieff dan Dr Mark Horowitz menerbitkan sebuah artikel tentang depresi di Psikiatri Molekuler.

Studi mereka, tinjauan payung sistematis, adalah pandangan komprehensif pada penelitian masa lalu yang mengeksplorasi teori ketidakseimbangan kimia (serotonin) dari depresi.

Kesimpulan mereka, bagi banyak orang, mengejutkan. Depresi mungkin tidak disebabkan oleh ketidakseimbangan serotonin di otak.

Baca Juga: Joan Laporta dan Lionel Messi Kini Membuka Negosiasi Untuk Kembali Ke Barcelona Pada Tahun 2023

Minat yang meluas ini dapat dipatok pada fakta bahwa depresi telah menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di zaman kita.

Pada tahun 2017, badan kesehatan PBB menyatakan depresi sebagai "penyebab utama kecacatan di seluruh dunia", yang mempengaruhi sekitar 300 juta orang.

Alasan utama lainnya seperti dikutip responsulteng.com dari lifestyle.org untuk minat dan kemarahan adalah bahwa penelitian ini secara fundamental menantang landasan ilmiah dari obat-obatan yang kita gunakan untuk mengobati depresi.

Saat ini antidepresan yang paling sering diresepkan didasarkan pada gagasan bahwa mereka memperbaiki ketidakseimbangan kimia di otak, khususnya kadar serotonin yang rendah atau tidak aktif.

Halaman:

Editor: Syalzhabillah

Sumber: Lifestyle.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah