Mitos Tentang Vaping: Apa Benar Membantu Perokok Berhenti? Bahan Kimia Apa yang Dihirup?

- 6 Juli 2022, 19:18 WIB
Ilustrasi Vaping
Ilustrasi Vaping /Muhammad Basir-Cyio/Channelnewsasia.com


RESPONSULTENG - Dalam hal penggunaan rokok, hubungannya dengan penyakit paru-paru, penyakit kardiovaskular, kanker, dan kelainan bentuk bawaan telah didokumentasikan dengan baik.

Jika Anda tidak sadar, ambil bungkus rokok apa pun dan Anda akan melihat gambar grafis dari salah satu kondisi medis yang tercetak di sana.

Rokok elektrik atau vape, di sisi lain, dipasarkan secara terbuka di platform media sosial dan aplikasi perpesanan sebagai aksesori berwarna-warni.

Baca Juga: Nonton film Minions Baru, Umumnya Anak Muda Memakai Jas

Gumpalan beraroma buah yang dihasilkan alat penguap yang dioperasikan dengan baterai (juga dikenal sebagai pena vape, rokok elektronik atau rokok elektrik, dan sistem pengiriman nikotin elektronik atau perangkat ENDS).

Secara keliru juga dianggap kurang berbahaya daripada bau tajam asap rokok, meskipun vaping telah dikaitkan dengan penyakit paru-paru yang terkadang fatal.

Vaping dilarang di sini di Singapura. Siapa pun yang dinyatakan bersalah memiliki, menggunakan, atau membeli e-vaporiser dapat didenda hingga S$2.000, dan mereka yang kedapatan mengimpor atau menjualnya berisiko didenda hingga S$10.000 dan penjara hingga enam bulan.

Secara kontroversial, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengizinkan penjualan tiga produk vaping kepada orang dewasa Oktober lalu untuk membantu perokok berhenti atau mengurangi penggunaan rokok mereka.

Baca Juga: Jabodetabek Kembali Masuk Kategori PPKM level 1, Berikut Ulasannya

"FDA menentukan bahwa manfaat potensial bagi perokok yang beralih sepenuhnya atau secara signifikan mengurangi penggunaan rokok mereka, akan lebih besar daripada risikonya bagi kaum muda," katanya.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: Channel News Asia (CNA)


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x