RESPONSULTENG- Minimalism adalah cara hidup dimana kita memilih untuk focuses on what really matters.
Fokus pada hal yang sangat penting. Hal-hal yang kurang penting dan tidak membahagiakan harus dibuang atau dijauh oleh orang yang memilih hidup minimalis. Yang paling penting kita lebih menghargai dan membalik apa yang kita miliki.
Caranya adalah dengan mengurangi semua hal yang tidak penting dan menjadi disktraksi karena hal-hal tidak penting itu ada justru akan menjadi distraksi yang mengganggu fokus kita dalam memaknai bahkan menjalani hidup.
Tiga alasan minimalis harus diadopsi menurut Sherly Annavita :
Baca Juga: Sering Alami Keputihan? Terapkan Kebiasaan Ini
1. Mengurangi stress
Mayo Foundation for Medical Education and Resources menyatakan bahwa memiliki banyak barang tidak menjamin kebahagiaan seseorang, dan yang terjadi adalah sebaliknya.
Jadi semakin banyak barang yang dimiliki, mereka akan menuntut perhatian ekstra dari kamu untuk merawat dan menjaganya.
Sehingga jika dilalukan secara terus-menerus dapat membuatmu stres dan mudah terserang perasaan negatif hingga pada akhirnya sulit untuk bahagia.
2. Hidup minilimalis itu ternyata membuat kita merasa lebih bebas.
Menurut Tina Williamson, keinginan memiliki banyak barang atau hal dan mementingkan keinginan di atas kebutuhan dapat membuat hidup kamu tidak bebas.
Karena ketika menginginkan sesuatu, kamu akan melakukan apa pun untuk mendapatkannya sekalipun dengan cara yang dapat merugikan dirimu sendiri bahkan orang lain.
Padahal belum tentu apa yang kamu inginkan adalah yang memang dibutuhkan, sehingga kamu terlalu sibuk untuk mendapatkannya dan lupa untuk mengembangkan diri secara bebas pada hal positif.
Baca Juga: Resep Nasi Gila Low Kalori, Inovasi Makanan Diet
3. Fokus dan produktif
Dengan memiliki barang atau hal yang lebih sedikit atau hidup seadanya akan membuat kamu lebih cepat dan mudah dalam mengambil keputusan.
Fokus dengan apa yang sedang dan akan kamu lakukan, sehingga meningkatkan kualitas kerja dan menjadi lebih produktif karena minimnya distraksi yang ada di sekitarmu.
Namun tak hanya itu Sherly Annavita dalam kanal YouTube pribadinya, membagikan 5 tips untuk melakukan gaya hidup minimalis :
- Tips pertama, fokus pada kebutuhan bukan keinginan
Sherly mengilustrasikan seseorang yang membeli barang bukan karena kebutuhan tapi karena keinginan bisa disebabkan karena belum bisa membedakan atau menutup mata tentang mana keinginan dan mana kebutuhan.
“Ini hal yang wajar terlebih kita anak muda yang ego nya masih tinggi, ingin ini, ingin itu, pengen ini, pengen itu, tapi wajar itu bukan berarti harus diteruskan lalu jadi kebiasaan," ujar Sherly.
Gaya hidup minimalis mengajarkan agar siap mengendalikan serta mengontrol ego untuk mengikuti keinginan. Anda harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan.
Baca Juga: Upaya Mengembalikan Detak Jantung bagi Orang yang Terkena Henti Jantung
“Apakah kita benar-benar butuh, kalau iya benar bermanfaat? Siapa yang mendapatkan manfaatnya? Bagaimana impactnya? Apakah banyak negatifnya? Apakah kita mau mengurusi dan menjaga barang itu seterusnya?” ujar Sherly.
Tips kedua, memilih dan memilah barang yang kita butuhkan (declutter)
Menimbun banyak barang bisa membuat stress dan mengganggu, dilansir Responsulteng.com dari YouTube channel Sherly, mengurangi barang bisa dengan membagikan barang kita kepada orang yang membutuhkan atau menjualnya.
Tips ketiga, Menyederhanakan berpikir, merasa dan merespons sesuatu (emotional minimalism)
“Emotinal minimalism bukan berarti kita mengeliminasi atau membuang semua emosi kita, justru dalam hal ini kita akan tahu apa yang kita rasakan, apa penyebabnya, mengeluarkan emosi dengan sehat dan bijak,” katanya.
Baca Juga: Cegah Mimisan dengan Hal ini
Tips keempat, start with a small habits, but do it regularly
Membiasakan kebiasaan kecil, karena karakter tidak tiba-tiba muncul perlu membiasakan kebiasaan yang positif dan lakukan secara konsisten.
Tips kelima, menerapkan digital minimalism
“Gadget dan teknologi itu bebas nilai, yang memberi gadget dan teknologi itu nilai justru adalah kita sebagai manusianya untuk itu kita pastikan kita yang mengendalikan diri kita untuk teknologi, bukan teknologi yang mengendalikan diri kita,” ucap Sherly.***