Terkait Pengiriman Berkas Hasil Pilrek, Ketua Senat Sebut Sedang Dilengkapi Dokumen Pendukung

- 25 November 2022, 10:55 WIB
Prof Amar sebagai Rektor Terpilih Univeristas Tadulako (Untad)
Prof Amar sebagai Rektor Terpilih Univeristas Tadulako (Untad) /Syalzhabillah /Instagram Humas Untad

Ribut kadang-kadang, padahal yang mau enak-enak adalah pengantin yang mau didatangi. Namun setelah kembali dari pesta, warna baju tadi sudah tidak dipersoalkan karena niat sudah ditunaikan, kata Prof Basir memberi ilustrasi.

Kita berharap, pinta Prof Basir, semoga ke depan harus lebih baik, dan itu pesan religi bahwa saat ini harus lebih baik dari sebelumnya, dan yang akan datang harus lebih baik dari yang ada saat ini. Itu dimensi religi, apalagi dari matra sosial, katanya.

Ditanya soal adanya isu polarisasi dalam kampus, Prof Basir menjawab dengan tersenyum sembari menjelaskan bahwa polarasasi itu tak akan pernah mampu dihilangkan oleh siapapun dalam sebuah komunitas. Baik ukuran kecil maupun ukuran besar.

Mengapa itu terjadi? Kata Prof Basir, tidak ada seorang pemimpin yang mampu memenuhi semua hasrat dan keinginan orang sekitarnya.

Saya jelaskan tahapan terjadinya polarisasi dalam kampus. Ketika periode pertama saya, misalnya, polarisasi mulai terasa saat sudah mengisi sejumlah posisi, warek, ketua lembaga dan unit-unit lainnya. Ketika ada 10 orang yang berhasrat jadi warek (ini misal), maka ini menjadi titik awal munculnya polarisai. Empat orang yang sukses mengisi posisi warek, maka pastikan akan Ada enam orang yang menyatu, katanya.

Baca Juga: Penggemar Jepang Panen Pujian untuk Pembersihan Stadion di Piala Dunia 2022

Apa yang mempersatukan lahirnya polarisai? Rasa, khususnya rasa kecewa karena tidak terakomodasi. Itu satu. Yang lainnya, kata Basir, di saat orang itu berhasrat mau jadi dekan, namun akhirnya jatuh ke posisi wadek, maka ini juga sumbu polarisasi.

Itu baru mereka yang bersumber dari pendukung pemliki suara, belum lagi kepentingan lainnya, termasuk yang gagal meraih impian dan tidak sadar akan sikon keterbatasan posisi yang mau diisi tidak pernah sebanding dengan yang memiliki hasrat jabatan, maka ini juga menjadi sumber polarisasi.

Karena itu, lanjut Basir, siapapun yang jadi pemimpin akan berhadapan dengan polarisasi yang pencetusnya adalah orang-orang terdekat dalam perjalanan persahabatan, bahkan yang pernah mendapat “nikmat Allah” tetapi masih mau lalu sudah tidak terakomodasi (tidak kebagian), ini juga sumber polarisai.

Jadi, lanjut Prof Basir, jika ada pemimpin yang bisa Men-Zero-kan polarisai dalam masa kepemimpinannya, pihaknya ingin berguru.

Halaman:

Editor: Syalzhabillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x