Banyak Jemaah Diare, Legislator Minta Pemerintah Evaluasi Total Layanan Konsumsi Jemaah Haji

- 2 Juli 2024, 05:06 WIB
Anggota Timwas Haji DPR RI Luluk Nur Hamidah meminta pemerintah evaluasi layanan konsumsi Jemaah haji selama di Tanah Suci. Menurutnya, banyak laporan Jemaah haji yang mengalami diare akibat konsumsi makanan yang tidak layak pada awal ibadah haji.
Anggota Timwas Haji DPR RI Luluk Nur Hamidah meminta pemerintah evaluasi layanan konsumsi Jemaah haji selama di Tanah Suci. Menurutnya, banyak laporan Jemaah haji yang mengalami diare akibat konsumsi makanan yang tidak layak pada awal ibadah haji. /dpr.go.id/

PR SULTENG - Anggota Timwas Haji DPR RI Luluk Nur Hamidah meminta pemerintah evaluasi layanan konsumsi Jemaah haji selama di Tanah Suci. Menurutnya, banyak laporan Jemaah haji yang mengalami diare akibat konsumsi makanan yang tidak layak pada awal ibadah haji.

“Jemaah terkena diare dari embarkasi solo, sumbar, lampung dan surabaya akibat konsumsi makanan yang tidak layak pada hari hari awal,” kata Luluk dalam Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Menurutnya, Pemerintah tidak belajar dari haji tahun 2023 yang tidak memenuhi standar pangan konsumsi. “Konsumsi bukan hanya gizi dan protein saja tetapi kelayakan dari makanan itu sendiri juga harus diperhatikan,” tuturnya.

Baca Juga: Komisi VIII Kritik Kebijakan Kemenag Terkait Pengalihan Kuota Haji Tambahan

Ia menyampaikan, Pemerintah perlu mengevaluasi operator penyedia konsumsi Indonesia. Karena konsumsi merupakan hal penting untuk tenaga dan kesehatan Jemaah. “Pemilihan rekanan harus sesuai, pemerintah harus transparan ketika lelang masalah catering,” imbuh Luluk.

Lebih lanjut, banyak Jemaah haji yang tidak menyukai makanan yang disajikan karena tidak sesuai dengan cita rasa khas masakan Indonesia. Padahal sebelum berangkat, ia mengatakan para jemaah haji dijanjikan makanan dengan cita rasa Indonesia. Mulai dari rendang, opor ayam, mangut lele, dan lain-lain. Tetapi makanan yang dia terima tidak sesuai harapannya.

Baca Juga: DPD RI Apresiasi Aplikasi Kawal Haji, Kritik Kebijakan Haji Ramah Lansia

“Chef tidak dari Indonesia melainkan Bangladesh sehingga banyak Jemaah yang menolak untuk makan karena tidak suka. Chef Indonesia hanya berjumlah 6 orang. Contohnya tiongkok dan Thailand mereka cateringnya langsung dari sana sedangkan kita (Indonesia) kalah dari mereka,” imbuh Luluk.***

Editor: Khairul Ziad

Sumber: dpr.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah