Tumbuhkan Minat Baca Anak, Simak Pandangan Mas Menteri Nadiem

- 18 Juli 2022, 08:01 WIB
Nadiem Makarim
Nadiem Makarim /Muhammad Basir-Cyio/@nadiemmakarim

RESPONSULTENG - Membaca merupakan jantung pendidikan. Sejalan dengan makin majunya zaman, tuntutan melek huruf (literacy) tidak cukup hanya dengan bisa membaca saja tanpa didukung tradisi membaca yang solid.

Ini cuplikan pandangan dari Nita Anggraini, Mahasiswa Ilmu Informasi Dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, yang dirilis pada Jounal.unair.ac.id.

Pandangan ini sejalan dengan apa yang diungkap oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim dalam bincang lepas dengan Najwah Shihab sebagaimana diposting di Instagram pribadi mas Menteri @nadiemmakarim.

Baca Juga: Panduan Orang Tua untuk Mencegah Kerusakan Gigi pada Balita

Masih pandangan Nita, Membaca menjadi kebutuhan dan kegiatan sehari-hari setiap manusia. Membaca juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca sehingga kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan sehari-hari manusia.

Dengan membaca anak-anak akan mendapatkan bekal untuk masa depan anak, tulis Nita, karena dengan membaca dapat diperoleh berbagai macam ilmu dan informasi.

Menurut Nita, Semakin banyak ilmu yang diperoleh semakin luas pula wawasannya. Agar mempunyai kebiasaan membaca, perilaku membaca harus ditanamkan sejak usia dini.

Di sinilah peran orang tua menurut Mas Menteri, sebab anak-anak butuh keteladanan. Tidak bisa hanya sekadar disuruh tetapi perlu melihat dan mendengar, kata Mas Nadiem.

Baca Juga: 7 Efek Samping Vasektomi yang Harus Anda Ketahui, Apa saja?

Supriyoko sebagaimana dikutip oleh Nita, bahwa secara langsung maupun tidak langsung kebiasaan membaca bisa menjadi salah satu indikator kualitas bangsa.

Angka melek huruf (literacyrate) di Indonesia relatif belum tinggi, yaitu 88 persen. Sedangkan di Negara maju seperti Jepang, angkanya sudah mencapai 99 persen.

Fakta-fakta tersebut, lanjut Nita, bukanlah berita yang baik bagi bangsa kita.

Padahal kegiatan membaca juga kegiatan utama dalam pendidikan dan buku merupakan investasi masa depan.

Data statistik UNESCO 2012 yang menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca, tulis Nita Anggraini.

Baca Juga: Ternyata Ada, Viral Pengemudi Ojek Online Antar Makanan ke Orang yang Beda Alam : Begini Kisahnya

Kondisi ini tentu membuat Mas Nadiem sedih. Karena itu, Mas Menteri berpendapat bahwa orang tua adalah Role Model yang akan ditiru oleh anak-anak.

Jadi, kata Mas Menteri, Kalau orang tua tidak memberi teladan soal melek baca maka jangan berharap anak-anak di rumah bisa meningkatkan minat bacanya.

Jadi, pesan Mas Nadiem mari memulai dari orang tua karena kebiasaan orang tua adalah role model bagi anak-anak kita, termasuk dalam hal minat baca karena apa yang dipraktikkan oleh orang tua sebagai mentor maka akan jadi Role Model yang diemulasi oleh anak.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: Instagram/@nadiemmakarim Jounal.unair.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah