Diagnosis Penyakit Ginjal Kronis, Ini Ciri-Cirinya agar Bisa Lebih Waspada

- 20 Agustus 2022, 17:36 WIB
Ciri-ciri Ginjal Kronis
Ciri-ciri Ginjal Kronis /Muhammad Basir-Cyio/Yolanda Smith/news-medical.net



RESPONSULTENG - Penyakit ginjal kronis (PGK) sering tanpa gejala dan ditemukan melalui tes darah rutin dan urinalisis.

Tes ini juga dapat digunakan untuk menyaring perubahan awal pada populasi tertentu yang berisiko mengembangkan CKD.

Selain itu, urinalisis dapat memberikan informasi berharga tentang karakteristik lain dari fungsi ginjal, seperti adanya darah atau protein dalam urin, sebagaimana dilasir Responsulteng.com dari tulisan Yolanda Smith pada laman www.news-medical.net.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra Hari Ini 20 Agustus 2022, Lihat Peluang Keuanganmu

SEKRINING

Beberapa orang berisiko lebih tinggi terkena CKD dan, sebagai akibatnya, harus diskrining secara teratur untuk mengetahui tanda-tanda awal kondisi tersebut sehingga mereka dapat menerima perawatan tepat waktu.

Skrining tahunan CKD direkomendasikan untuk orang dengan:
Hipertensi
Diabetes

Cedera ginjal akut yang disebabkan oleh obat-obatan seperti lithium atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

Penyakit kardiovaskular
Riwayat keluarga dengan CKD yang diturunkan atau stadium lima
Lupus eritematosus sistemik (LES)
Hematuria

Baca Juga: Nyeri di Persendian, Ini Hal yang Menjadi Pemicu Asam Urat

Di luar kelompok populasi berisiko ini, tidak ada kebutuhan yang jelas untuk menskrining fungsi ginjal yang terganggu pada masyarakat umum.

Dalam banyak kasus, tes darah atau urin rutin akan mendeteksi perubahan dan menunjukkan adanya fungsi abnormal dari ginjal. Jika ada hasil positif, tes harus diulang untuk memastikan diagnosis.

LAJU FILTRASI GLOMERULUS

Perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR) merupakan indikator yang berguna untuk menilai fungsi ginjal, khususnya volume darah yang disaring per menit.

Orang yang sehat biasanya menyaring setidaknya 90 mililiter (mL)/menit; oleh karena itu, laju filtrasi di bawah 60 mL/menit biasanya menunjukkan adanya perubahan signifikan pada fungsi ginjal.

Baca Juga: Empat Hal yang Dapat Dilakukan untuk Cegah Jantung Berdebar

Konsentrasi kreatinin dalam urin diukur dan nilainya dapat dihitung menggunakan formula yang memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan kelompok etnis individu.

Rasio albumin : kreatinin juga dapat digunakan untuk memperkirakan GFR.

Stadium diagnostik
Ada enam tahap CKD berdasarkan eGFR yang digunakan untuk menunjukkan perkembangan CKD dan membantu memandu rekomendasi pengobatan.

Tahap 1 (G1): EGFR normal (>90 mL/menit) dengan bukti kerusakan ginjal dari tes lain.

Tahap 2 (G2): eGFR sedikit menurun (60-89).

Stadium 3a (G3a): Penurunan eGFR (45-59) ringan dengan penurunan fungsi ginjal ringan hingga sedang.

Baca Juga: Menit Krusial Ini Harus Dihitung Jika Terjadi Henti Jantung, Kalau Tidak Bisa ….

Stadium 3b (G3b): Penurunan eGFR sedang (30-44) dengan penurunan fungsi ginjal sedang hingga berat.

Tahap 4 (G4): Penurunan eGFR yang parah (15-29) dengan penurunan fungsi ginjal yang parah dan kemungkinan gejala yang nyata.

Tahap 5 (G5): eGFR sangat menurun (<15) dan disebut sebagai gagal ginjal.

Untuk individu dengan CKD stadium 1 atau stadium 2, biasanya tidak diperlukan pengobatan.

Namun, kondisinya harus dipantau secara hati-hati dengan tes eGFR reguler untuk mendeteksi perubahan apa pun.***

Editor: Muhammad Basir-Cyio

Sumber: www.news-medical.net


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x